Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada bayinya untuk menunjang pertumbuhan yang optimal hingga 6 bulan pertama kehidupan. ASI juga memberikan sebagian besar kebutuhan gizi anak yang berusia lebih dari 6 bulan hingga 2 tahun. Oleh karena itu, pemberian ASI eksklusif disarankan pada enam bulan pertama, kemudian diberikan secara berkelanjutan dengan makanan pendamping yang sesuai hingga anak berusia dua tahun atau lebih (WHO).
Mengingat pentingnya ASI bagi kehidupan, maka sejak tahun 1992, tanggal 1-7 Agustus setiap tahunnya ditetapkan sebagai Pekan ASI Sedunia (World Breastfeeding Week). Pada Pekan ASI Sedunia tahun 2019 ini, WABA (Word Allince for Breastfeding Action) mengangkat tema "Empower Parents, Enable Breastfeeding" atau "Dukung Ayah-lbu, Kunci Keberhasilan Menyusui. Pekan ASI Sedunia tahun ini fokus dalam mendukung kedua orang tua agar berdaya untuk dapat merealisasikan target menyusuinya. Menyusui merupakan ranah ibu, dan ketika ayah, pasangan, keluarga, tempat kerja, dan komunitas mendukungnya, maka keberhasilan menyusui akan meningkat.
Sehubungan dengan momen tersebut. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) akan menggelar rangkaian acara yang mengangkat tema Pekan ASI Sedunia tahun ini untuk mengingatkan kembali masyarakat bahwa kita semua dapat mendukung proses menyusui ini sebagai sebuah tim. Seminar media yang dilakukan pada Kamis pagi, 1 Agustus 2019 pukul 09.30 - 11.30 wib bertempat di Gedung IDAI jl. Salemba 1 no. 5 Jakarta, merupakan langkah awal dan sebagai kegiatan pembuka bagi IDAI Cabang di seluruh pengantar materi unuk anggota IDAI agar dapat melaksanakan kelas parenting untuk masyarakat awam di wilayah kerjanya masing-masing.
DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K). FAAP FRCPI(Hon.), Ketua Pengurus Pusat IDAI dalam sambutannya mengatakan, Pemberian ASI merupakan kunci penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals (SDGs), dengan menyatakan bahwa ASI meningkatkan gizi (poin SDG 2), mencegah mortalitas anak dan menurunkan risiko penyakit tidak menular (poin SDG 3), dan mendukung perkembarngan kognitif serta pendidikan (poin SDG 4). Tidak hanya itu. pemberian ASl memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, baik kesehatan ibu dan juga kesehatan bayi.
Komposisi ASI yang sangat mudah dicerna oleh pencernaan bayi baru lahir mengandung bahan-bahan yang tidak saja mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang belum sempurna, lanjut Aman, tetapi juga mengandung biofaktor yang menyempurnakan fungsi pencernaan dan kekebalan bayi. Mengapa kita harus terus mendorong masyarakat untuk menyusui? Karena keuntungan diperoleh oleh bayi dan ibu dalam proses menyusui.
Dr. Elizabeth Yohmi, Sp.A, Ketua Satgas ASI IDAI dalam Sesi lImiah Empower parents, Enable Breastfeeding mengatakan Pentingya dukungan tenaga medis untuk orangua agar sukses menyusui. Angka ASI eksklusif di Indonesia masih berkisar sebesar 37.3 % (Tahun 2018) dengan angka kematian bayi yang masih cukup tinggi sekitar 24 per 1000 kelahiran. Indonesia termasuk 10 negara penyumbang kematian bayi terbesar di dunia.
Menyusui dapat menurunkan angka Kematian yang cukup besar hingga 22% dengan cara melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) yang menaikan kemungkinan bayi untuk berhasil menyusui kelak. Menyusui juga bila dilakukan dengan baik dapat menekan angka stunting yang masih cukup tinggi di Indonesia bila masyarakat diajarkan dengan benar bagaimana memonitor pertumbuhan berat badan bayi, sejak dilahirkan dengan memakai grafik berat badan bayi yang sudah ada dalam buku kesehatan bayi.
Edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menyusui dan mempersiapkan kehamilan dengan baik adalah usaha yang sangat efektif dalam membuat kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak dengan baik dimasa mendatang, kata Elizabeth, Kompetensi mengenai konseling laktasi hendaknya dimiliki oleh tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
"Peran serta para tenaga kesehatan yang lain dalam mendukung ASI, seperti bidan. perawat dan dokter kandungan juga penting dalam mendukung calon ibu untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan juga keberhasilan proses menyusui nantinya," tutup Elizabeth. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar