Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Pengunjung internasional dari Tiongkok daratan, Republik Korea, Jepang, dan Taiwan yang bermalam berkontribusi sebesar 18,5% terhadap pengeluaran perjalanan global (global travel expenditure) di 200 kota terbaik di dunia, meningkat 11% dari satu dekade lalu. Data ini berdasarkan laporan terbaru Mastercard, Global Destination Cities Index (GDCI): Origins, yang memeringkat negara asal dari wisawatan mancanegara yang berkunjung ke berbagai pusat regional dan 200 kota wisata terpopuler di dunia.
Wisatawan, yang berkunjung untuk urusan bisnis dan berlibur, dari 10 negara asal teratas jumlahnya hampir separuh (49,1%) dari jumlah kedatangan wisatawan internasional yang bermalam di 200 destinasi tersebut. Selain itu, 48,4% dari total pengeluaran mereka menunjukkan manfaat dari wawasan ini dapat membantu pemerintah, para pedagang (merchant) serta industri wisata global, yang berkontribusi sebesar 8,8 triliun dolar Amerika dan 319 juta pekerjaan di tahun 2018, dalam mengambil keputusan.
10 negara asal teratas tersebut adalah: Amerika Serikat, Tiongkok Daratan, Jerman, Britania Raya, Perancis, Republik Korea, Jepang, Kanada, Rusia dan Taiwan.
Rupert Naylor, Senior Vice President, Data & Services, Asia Pacific, Mastercard mengatakan, Hal yang sangat menarik bagi kami dari perspektif Asia Pasifik adalah fakta bahwa pengeluaran dari kawasan ini tidak hanya berkontribusi hampir dua kali lipat dalam satu dekade terakhir terhadap pengeluaran perjalanan global, tapi kami bahkan belum sepenuhnya ‘menyentuh permukaan’ dalam hal persentase penduduk yang melakukan perjalanan keluar negeri.
*Hal ini terutama sangat signifikan di Tiongkok daratan, India, dan Indonesia – tiga negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia – dimana hanya 1, 0,5, dan 1,7 perjalanan satu malam ke destinasi internasional dilakukan oleh per 100 penduduk ke 200 destinasi di tahun 2018, menunjukkan potensi perjalanan dan pariwisata yang luas dan berkembang dari negara-negara tersebut. Hal ini menunjukkan kesempatan besar bagi pemerintah lokal dan pelaku bisnis untuk memanfaatkan wawasan ini agar dapat membuat perencanaan yang lebih baik, serta mempromosikan perjalanan, pariwisata, dan penawaran ritel mereka,” ungkap Rupert Naylor.
Angka-angka tersebut sangat kontras dengan Australia, dimana 42,7 perjalanan internasional satu malam per 100 penduduk ke 200 kota tersebut terjadi di tahun 2018.
Menguak Industri Wisata Asia yang Sedang Berkembang.
Temuan menarik lainnya yang menggambarkan potensi pertumbuhan ekonomi kawasan ini dari sektor perjalanan dan pariwisata adalah Negara-negara di Asia Pasifik meliputi 40% dari 20 negara asal teratas dalam indeks, denganAustralia berada di peringkat 11, India di peringkat 12, Indonesiadi peringkat 19, dan Malaysia di peringkat 20.
Jumlah penduduk Republik Korea dan Taiwan yang melakukan perjalanan keluar negeri semakin meningkat – menembus dan mencatat peningkatan yang signifikan dalam daftar 10 teratas, naik enam dan empat peringkat secara berurutan sejak 2009.
Sedangkan Indonesia, negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, berada di peringkat 19 dalam indeks Origins (dengan 4,6% Compound Annual Growth Rate/CAGR). Wisatawan dari Indonesia berada di peringkat ketujuh dalam pertumbuhan pengeluaran perjalanan dalam satu dekade terakhir (9,7%), menunjukkan daya beli masyarakat yang meningkat.
Wisatawan dari Asia sebagian besar masih memilih untuk mengunjungi destinasi yang berada dalam kawasan Asia sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan antar negara Asia. Selain itu, Amerika Serikat tetap menjadi destinasi favorit urutan ketiga untuk berlibur dan urusan bisnis bagi wisatawan dari Tiongkok daratan, dan destinasi nomor satu yang paling banyak dikunjungi oleh pendudukJepang dan Australia (bila menjumlahkan total pengunjung ke semua kota GDCI di setiap negara).
Metodologi
Mastercard Global Destination Cities Index (GDCI) memeringkat 200 kota berdasarkan analisis hak milik atas informasi yang dilaporkan secara publik dari berbagai sumber pihak ketiga termasuk World Travel & Tourism Council (WTTC), OAG, International Air Transport Association (IATA), UNWTO, UN, IMF, Dubai DTCM, Budgetyourtrip.com dan dewan-dewan pariwisata nasional. Untuk laporan Origins ini, analisanya membahas jumlah pengunjung yang bermalam dari luar negeri pada tahun 2018, di seluruh model perjalanan, termasuk pengeluaran lintas batas mereka di 200 destinasi tersebut.
Destinasi-destinasi teratas untuk Origins diperoleh dengan menggabungkan semua kunjungan satu malam yang dilakukan para penduduk negara asal ke setiap kota yang diliput oleh Mastercard GDCI. Origins adalah laporan terbaru dari GDCI yang lebih luas dan akan diterbitkan pada akhir tahun 2019. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar