Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Ada tempat nongkrong baru tapi lama, yaitu Dapoer Istana Rakyat dengan slogan, tempat sejarah Kebangsaan, tempat nongkrong romantis tempat diskusi kerakyatan, tempat ngopi dan makan.
Tempat ini dikenal sebagai Rumah Kedaulatan Rakyat, yang juga menjadi Pusat Dokumentasi Politik, Jalan Guntur Nomor 49, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Di rumah yang sebelumnya milik Subandio dan Maria Ulfah, tokoh Partai Sosialis Indonesia, inilah Sri Bintang Pamungkas melalui Rakyat Bergerak dan Jaringan Aktivis Lawan Amandemen berdiskusi hingga terus mengalami dinamika perubahan sejak Direktur LBH ForJIS Muhammad Nur Lapong mengelola diskusi setiap Jumat sore.
Launching sebuah cafe , Jumat (19/7) dibuka oleh Narko pemilik usaha untuk para aktivis militan dari berbagai kalangan. Acara Launching dibuka sebelumnya dengan diskusi publik bertema "Pelanggaran HAM Pemilu 2019" dengan moderator Muhammad Nur Lapong, sedangkan pembicara Natalius Pigai, aktivitis Kemanusiaan dan dokter Zulkifki S. Ekomei, tim kesehatan peduli Kematian Petugas KPPS pada Pemilu 2019.
"Ini Cafe baru mulai untuk mengakomasi kawan kawan aktivis lintas generasi, lintas status sosial, pokoknya lintas segalanya. Menu murah terjangkau kami siapkan di sini. Tapi itu Cafe pun bisa dikunjungi siapa saja atau kalangan umum" jelas Narko.
Rumah Kedaulatan Rakyat di Jalan Guntur 49 merupakan warisan Soebagio Sastrowardoyo tokoh sosialis yang cukup menonjol mengkritik Rezim Orba lewat tulisannya.
Kini Rumah Kedaulatan Rakyat serasa menjadi Oase bagi para aktivis yang bisa turun di Lapangan berdemo. Tercatat nama-nama tokoh yang sering mengisi acara di Guntur 49 seperti Sri Bintang Pamungkas, Benny Akbar Fatah, Djoko Edi, dr. Zulkifki dan lainnya. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar