Duta Nusantara Merdeka | Bogor
Brakkkk! Terdengar jelas atap kaca ambrol ke lantai. Ada yang nyaris celaka berat dan atau ringan tertimpa atap kaca tembus pandang di Stasiun Kereta Api Bogor pada beberapa waktu yang lalu, karena Atap kaca di sebelah Selatan Stasiun ambrol di jalur keluar para penumpang kereta.
Ketinggian atap kaca setinggi 3,33 meter tersebut pecah berantakan mengagetkan orang sekitar. Segera awak media mengambil foto - foto tempat kejadian dan melaporkan ke Kepala Stasiun Bogor.
"Mohon maaf atas ketidaknyamanan Bapak atas terganggu nya perjalanan di tempat kami Stasiun Bogor. Kami ucapkan terimakasih atas perhatian dan kepedulian Bapak," ucap Kepala Stasiun Bogor Arkansyah.
Arkansyah yang baru pindah dinas dari Stasiun Yogyakarta dan menjabat 10 bulan terakhir ini di Stasiun Keretapi Bogor berjanji akan melaporkan pada pimpinan atas kejadian Kamis siang itu.
Peristiwa di atas mencerminkan bahwa pembangunan di Stasiun Keretapi Bogor tidak dengan rencana dan analisa yang teliti. Pertama, bayangkan saja, suhu panas kota Bogor tentu tidak lebih dari Jakarta tapi mengapa atap kaca bisa pecah? Kedua, mengapa atap kaca yang terkena langsung dengan matahari tidak dipakai dengan standar ISO?
Ketiga, sikap managemen Kereta api tidak memperhatikan keselamatan para penumpang dengan memantau keamanan dan kenyamanan penumpang dengan cara memakai atau sejenis Zeng sebagaimana yang biasa dipakai selama ini.
Keempat, pihak manajemen hendaknya segera mengajukan penggantian atap kaca yang ada. Jangan sampai terjadi kejadian serupa, sehingga jauh korban.
Bila tidak diganti atap kaca itu segera, menandakan managemen Kereta api kurang menghargai keselamatan orang lain. Atau menunggu jatuh korban dulu baru diganti? **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar