Duta Nusantara Merdeka | Konawe, Sulawesi Tenggara
Banjir menggenangi dua wilayah di Indonesia, Samarinda (Kalimantan Timur) dan Konawe (Sulawesi Tenggara), disaat sebagian masyarakat Indonesia merayakan hari kemenangan Idul Fitri 1440 H dan berkumpul dengan saudara di kampung halaman. Beberapa di wilayah Samarinda dan Konawe tergenang banjir diakibatkan intensitas curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut. Di Kabupaten Konawe Utara (Sulawesi Tenggara) sejak Sabtu (1/6) hingga Minggu (9/6) menyebabkan sekitar 1.000 rumah terendam banjir, dan ribuan orang mengungsi sejak Jumat (7/6).
“Dompet Dhuafa merespon dengan cepat wilayah Indonesia yang terkena bencana. Kami telah menurunkan tim Disaster Management Center (DMC) untuk membantu masyarakat yang terkena banjir baik di Konawe maupun di Samarinda. Untuk respon pertama sementara ini selain evakuasi korban hingga assement wilayah terdampak. Di Samarinda Dompet Dhuafa mendirikan dapur umum yang terletak di Jl. S. Parman, Samarinda hingga kini sudah 500 penerima manfaat yang terbantukan, selain hal itu Dompet Dhuafa melalui Tim Disaster Management Center (DMC) mendirikan pos sehat hingga distribusi bantuan menuju Konawe dan Samarinda sebagai respon tanggap bencana,” ucap Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, drg Imam Rulyawan MARS. (Selasa, 11/06)
Data resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga selasa (11/06) Konawe Utara mengungkap, sebanyak 4.089 orang mengungsi, jumlah ini terdiri dari 1054 kepala keluarga yang bermukim di enam Kecamatan. Sebanyak 58 rumah warga hanyut terseret arus dan 4.089 orang harus mengungsi. Banjir juga disebabkan sungai Lasolo dan rendahnya beberapa lokasi pemukiman warga di enam Kecamatan yakni Kecamatan Andowia, Asera, Oheo, Langgikima, Landawe dan Wiwirano. Akibat banjir, 28 Desa diperkirakan terisolasi karena akses jalan dan jembatan ke sejumlah Desa terputus.
Situasi yang tidak berbeda jauh juga melanda wilayah Samarinda, Kalimantan Timur, akibat tidak dapat menahan naiknya ketinggian air mengakibatkan meluapnya Sungai Mahakam dan Sungai karang Mumus.Ribuan rumah terdampak banjir hingga 2 meter. Pemerintah Kota Samarinda melansir tidak kurang 10.300 jiwa terdampak banjir.
Saat ini status darurat banjir ditetapkan hingga sepekan ke depan.
Banjir juga menggenangi dan meluas pemukiman yang terdapat di kelurahan Sidodadi yang berada di kecamatan Samarinda Ulu. Tidak kurang 10.000 jiwa terdampak banjir. Selain permukiman dan rumah ibadah, banjir juga merendam instansi perkantoran di Jalan PM Noor. Di Gunung Lingai, 1.200 KK atau sekitar 6.000 jiwa terdampak banjir. Baik manula, balita, bayi, dievakuasi menggunakan perahu. Banjir merendam pemukiman wilayah Bengkuriang di Kecamatan Samarinda Utara,Gunung Lingai di Kecamatan Sungai Pinang sertaTemindung Permai juga di sungai pinang.
Data sementara keadaan banjir kota Samarinda (11/6/ 2019), di beberapa titik seperti disekitaran Gatot Subroto, elang, S.Parman, Tantina, Jl. Camar dan Belatuk mengalami penaikkan debit air. Dengan situasi Samarinda dilanda cuaca mendung dan hujan gerimis. Masih banyak warga memilih menetap dirumah masing-masing. (Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar