Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Serang - Kolase Nusantara melaksanakan kegiatan Dialog kebangsaan dengan tema pegang teguh pancasila, Dinamika pemilu 2019 takan mampu goyahkan NKRI , kegiatan ini dilaksanakan di rumah makan "S" Risky, Ciceri , Kota Serang.
Kegiatan ini dihadiri oleh tiga orang Narasumber yaitu Nana Subana koordinator Umum Jrdp , Hifdzi ridho sebagai Direktur Ciujung Institute, Rohman Al Bantani Akademisi.
Membahas tentang pasca PEMILU dengan bisingnya People Power Rohman selaku akademisi mengangkat bicara.
" kita harus berhati-hati dengan apa yang terjadi hari ini tentang kerusuhannya tadi malam hingga saat ini masih tegang di jakarta, boleh jadi itu ulah Hoax karena adanya berita-berita yang tidak benar , saat ini media sosial bisa jadi komponen yang sangat penting untuk menjaga kesatuan dan persatuan " .
Rohman selaku akademisi membahas tentang kerusuhan pasca pemilu semalam dikaitkan dengan banyaknya Hoax yang beredar.
Baru-baru ini ada istilah people power jangan-jangan itu bukan people power tapi elite power kata Hifdzi ridho sebagai Direktur Ciujung Institute didalam forum diskusi kebangsaan.
iya ikut angkat bicara tentang kebisingan pasca pemilu ini menurut Hifdzi Rakyat dibohongi, ini bukan People power tapi elite power ini adalah satu hal yang harus kita tandai bahwa semakin kita menumbukan pandangan kritis maka kita akan memisahkan diri untuk berpikir dan bersungguh-sungguh untuk tergerak membela bangsa negara tetapi bukan hanya menjadi pion-pion para elite politik ,dari peristiwa hari ini bisa kita simpulkan kita jangan mau dibohongi oleh para elite politik yang nyatanya mereka hanya menjadikan kita sebagai pion-pionnya untuk turun ke jalan tetapi mereka tidak ada saat turun kejalan .
Dengan forum yang sama pun Nana Subana koordinator Umum JRDP Menolak gerakan People Power yang saat ini sedang ramai-ramainya diberitakan.
People power adalah imbas dari proses pemilu yang sedang berlangsung , karena ketidak puasan hasil yang didapat oleh salah satu kelompok politik katakanlah pasangan capres dan pendukungnyalah , dengan dalih gerakan mengepung jakarta melalui gerakan jalanan menggunakan people power, dalam konteks kenegaraan demokrasi, kalo hanya bersuara dan turun kejaran itu sah, tetapi kalo melakukan pengerusakan terhadap kekuasaan yang sah itu makar, tinggal dimaknai saja kalo gerakan people power hanya mengekspresikan ya boleh-boleh saja , tetapi jika gerakan itu merujuk kepada kerusuhan kita sebagai anak bangsa menolak itu, Kami JRDP Menolak jika gerakan itu mendorong situasi nasional yang tidak stabil. **
-Nana Subana
Koordinator Umum Jrdp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar