Duta Nusantara Merdeka |
Oleh :
Hendrik Yance Udam
Ketua Umum Gerakan Rakyat Cinta Indonesia
Atmosfir politik tanah air menjelang pegumuman rekaputulasi suara pemenang presiden dan wakil presiden priode 2019 – 2024 akan di umumkan oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) pada tanggal 22 Mei 2019 sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan oleh penyelengara pemilu.
Klaim mengklaim, dukung mendukung masing-masing tim sukses dalam pemilihan presiden dan wakil Presiden Republik Indonesia turut mewarnai dinamika tensi politik menjelang hari penetapan, dimana saling memfitnah dan menuduh dalam percaturan politik pilres masing masing kandidat timsuksesnya adalah merupakan hal yang biasa dalam dinamika politik kekinian demokrasi saat ini.
Isu people power yang di hembuskan oleh kelompok calon presiden nomor urat dua yaitu Jendral TNI Purn Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Sandiaga Sohaludin Uno cukup masif bergerak sehingga isu tersebut membuat ketakutan ketakutan politik di tengah tengah masyarakat akar rumput serta ketegagan politik di antara para elit elit politik nasional tanah air, apakah pada saat pengumuman hasil pilres 2019 akan ada kekacawan kekacawan politik atau konflik horisontal sesama anak bangsa yangg sama sama mempertahankan ego politiknya masing masing.
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah asset terbesar bangsa Indonesia yang harus dijaga. Sistem Demokrasi dalam perebutan kekuasaan dan perpolitikan harus tidak merusak persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa Indonesia dan keutuhan NKRI serta tetap dalam koridor konstitusi UUD 1945 dan Pancasila.
Namun pada perpolitikan sekarang ini telah banyak berkembang kearah perpecahan dengan membangun sentimen-sentimen SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan). Politik identitas yang dimainkan menjadi bola salju yang siap mengelinding memporak-porandakan NKRI. Jika dibiarkan, tidak mustahil Indonesia bisa chaos.
Gerakan People Power yang dikumandangkan oleh elit politik paska pencoblosan tanggal 17 April kemarin merupakan hal sangat berbahaya. Massa yang terbentuk secara ideologis dan begitu masif, terstruktur dan sistematisnya isu-isu sentimen SARA serta fitnah/hoax pada saat pemilu, seperti api dalam sekam. Sewaktu-waktu bisa meledak dan membakar NKRI yang adalah merupakan rumah besar kita bersama.
Virus kebencian dan sentimen SARA yang sudah ditaburkan di tegah tegah masyarakat butuh antibiotik atau sebuah solusi strategis yang mempunyai efek untuk menekan atau menghentikannya.
Pendekatan tidak bisa sekedar ajakan seruan moral atau kompromis politik di tingkat elit. Pemerintah maupun anak-anak bangsa Indonesia yang masih mencintai NKRI harus hadir untuk menghentikan dan menetralisir virus politik identitas serta mencegah terjadinya gerakan people power.
Tujuan aksi people power yang di hembuskan oleh calon presiden nomor urat dua yaitu Jendral TNI Purn Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Sandiaga Sohaludin Uno yaitu ingin melakukan protes di depan kantor KPU RI dan Bawaslu RI kalau seandainya KPU RI memenangkan pasangan calon presiden nomor urut satu yaitu Ir Joko widodo dan Calon wakil Presiden Prof DR Kyai Maruf amin .
Maka, Isu People power di gerakan untuk melegitismi KPU bhawa telah terjadi kecurangan yang sistimmatis serta masif di lakukan oleh perangkat penyelengara pemilu dalam hal ini KPU , bawah KPU serta perangkat penyelengara pemilu di duga berpihak kepada calon presiden petahana nomor urut satu yaitu Ir Jokowidodo dan Calon wakil Presiden Prof DR Kyai Maruf Amin serta tidak netral dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2019.
Isu people power adalah merupakan isu yang diduga di sebarkan untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah, sebab ada kekuatiran kekuatiran masyarakat bawah isu people power sudah di tungangi oleh kelompok kelopok yang anti pancasila atau gerakan gerakan radikal lainya yang bersembunyi di balik isu people power guna membuat kegaduan politik tanah air
Untuk menangapi isu people power yang lagi hangat di sebut sebut maka , elit - elit poltik nasional yang ada jangan lagi mengeluarkan stetmen stemen yang dapat membuat kegaduan kegaduan politik di tegah tegah masyarakat namun stetemen yang di keluarkan harus sejuk serta memberikan solusi strategsi dalam menyelesaikan persoalan bangsa.
Dalam menyelesaikan persolan bangsa jangan kita menyelesaikanya di medan pertempuran , anak bangsa di adu domba saling bertikai satu sama lain,namun kita harus menyelesaikannya dengan budaya bangsa kita yaitu musyawara dan muwakat atau dengan mengunakan cara cara diplomasi yang elegan serta profesional.
Kita tidak bisa menyelesaikannya degan kekerasan sebab kekerasan kekerasan yang ada tidak dapat menyelesaikan persoalan bangsa namun akan melahirkan kekerasan baru lagi dan membuat kehidupan demokrasi kita semakin rumit,dan merusak tantanan pemerintahan dan politik bangsa kita.
Elit - elit politik nasional kita jangan saling ancam mengancam, hujat menghujat saling berbalas pantun di media, namun harus duduk bersama sama sebagai keluarga besar NKRI untuk dapat mencari solusi stratgis dalam menyelesaiakan persoalan tersebut.
Kita berikan kepercayaan kepada aparat TNI dan Polri untuk mejalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum penjaga NKRI, biarlah hukum akan menyelesaikannya dengan caranya sesuai dengan udang undang yang berlaku, karena negara kita ini adalah merupakan negara hukum, siapapun dia yang bersalah harus di hukum sesuai dengan perbuatanya.
Jangan buat bangsa ini rusak dan rakyatnya menjadi susah, karena perbedaan perbedaan politik, golongan dan kelompok. dan janga karena kursi jabatan presiden dan wakil presiden sehingg membuat NKRI ini bubar di dalam peta bumi. Di karenakan Elit –Elit poltik tanah air tidak bersatu dan saling mengancam untuk demi kepentingan kelompoknya dan golongan yang ada
Elit - elit poltik bangsa ini harus dewasa dan matang dalam bertindak dan bertutur kata sehingga tidak ada kegaduan kegaduan politik yang terjadi dalam bangsa ini , kita sesama anak bangsa harus bersatu menjaga keutuhan NKRI dari perpecahan.
Belajar tentang sejarah kelam politik bangsa kita yang begitu memilukan hati tersayat sembilu di karenakan perbedaan politik membuat rakyatnya sendiri yang tak berdosa mati di tangan saudara suadaranya sendiri sebangsa dan se tanah air,darah mereka tercurah membasi ibu pertiwi, cukup lah sudah cukuplah sudah sejarah kelam bangsa kita yang begitu pedih dan memilukan hati jangan ter ulang kembali di jaman sekarang ini dan jangan pula membuat ibu pertiwi menagis lagi, bangsa kita berduka cita atas kematian anak bangsa yang tak berdosa Semoga TUHAN MEMBERKATI NKRI. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar