Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Lemhannas RI menggelar Upacara Bendera Peringatan HUT-54 Lemhannas RI sekaligus memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Senin (20/5) bertempat di Lapangan Tengah Lemhannas RI, JI. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta Pusat. Bertindak sebagai inspektur upacara pada kegiatan yang berlangsung di Lapangan Tengah Lemhannas RI ini, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo.
Agus menyatakan, momen HUT Lemhannas RI ke-54 yang bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional secara tersirat mencerminkan semangat pendirian Lemhannas RI untuk mendorong bangkitnya kesadaran berbangsa.
“Peresmian Lemhannas RI bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 1965. Secara tersirat, jiwa dan semangat perjuangan Lemhannas RI adalah semangat kebangkitan nasional yang mampu mendorong bangkitnya kesadaran bersama untuk hidup bersatu dalam kebhinnekaan dan sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional ini pula lah, yang seharusnya harus dipedomani dan dipahami oleh seluruh jajaran dan keluarga besar Lemhannas RI, dalam menjalankan tugas dan pengabdiannya, baik dalam kehidupan perseorangan sehari-hari maupun dalam menjalankan tugas-tugas kelembagaan”, ungkap Agus.
Menyikapi dinamika politik nasional akhir-akhir ini, Agus menyerukan segenap masyarakat untuk mengingat kembali prinsip demokrasi yaitu saling menghargai dan saling menghormati dalam perbedaan.
“Perlu kita ingat kembali adalah proses sejarah terbentuknya bangsa dan negara Indonesia yang terlahir dan berdiri justru karena perbedaan dan kemajemukan. Inilah yang seharusnya dipahami dan disadari oleh berbagai komponen bangsa sebagai wujud dari semangat Bhinneka Tunggal Ika”, kata Agus.
Agus mengingatkan agar semua ketidakpuasan dalam bernegara dapat diselesaikan sesuai prosedur hukum karena Lemhannas memandang bahwa tidak ada warganegara yang berada pada posisi di luar sistem konstitusi dan hukum positif suatu negara. Jika ada yang menempatkan diri di luar konstitusi dan sistem hukum nasional, perlu dipertanyakan niatannya untuk kepentingan bangsa ini.
“Kita hanya perlu untuk melihat kepada negara yang gagal dan bangsa yang telah hancur terpecah belah seperti Syria, Iraq dan Yaman. Tidak berlebihan bila kita melihat pola kekuatan luar yang menghancurkan negara-negara tersebut, kita rasakan keadaan yang identik di Indonesia, dan bukan tidak mungkin bisa menjadi pintu masuk bagi pola penghancuran seperti kita lihat pada negara-negara gagal”, terangnya.
Indonesia dikenal dengan musyawarah untuk mufakat yang menjadi ciri kearifannya. Momen politik tahun ini, tutur Agus, merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk membuktikan bahwa bangsa ini bisa mewujudkan kearifan kebangsaan tersebut.
“Sekarang kita mempunyai tantangan untuk mempraktekkan, untuk memulihkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa, dan tidak membiarkan bangsa ini diluluhlantakkan sebagai negara gagal. Keyakinan bahwa kita semua masih bisa berpikir menggunakan nalar kita masih ada”, jelasnya.
Di akhir pidatonya pada kegiatan upacara ini, Agus Widjojo menjelaskan bahwa tema HUT 54 Lemhannas RI “Kebersamaan dalam Bhinneka Tunggal Ika Pasca Demokrasi Tahun 2019” sengaja dipilih karena menggambarkan relevansi dengan situasi dan kondisi kehidupan politik nasional.
“Melalui tema ini, dan dengan berpedoman kepada semangat kebangkitan nasional, Lemhannas RI, melalui peran dan fungsinya, ingin merajut kembali kebersamaan setelah sebelumnya memiliki perbedaan pendapat dalam kontestasi politik yang cukup tajam,” terang Agus.
Pada upacara yang diikuti oleh seluruh pegawai Lemhannas RI ini hadir sejumlah kepala lembaga pemerintahan diantaranya adalah Kepala BASARNAS Marsdya TNI Bagus Puhuhito yang pernah menjabat Wakil Gubernur Lemhannas RI, Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla) Laksdya TNI Achmad Taufiqoerrochman, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Joni Supriyanto yang mewakili Panglima TNI, dan para undangan lainnya.(Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar