Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Prodia Widyahusada Tbk (Kode saham: PRDA) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 87,73 miliar atau Rp 93,57 per lembar saham. Jumlah pembagian dividen tunai tersebut setara dengan 50% dari laba bersih Perseroan untuk tahun 2018 yang mencapai Rp 175,45 miliar. Jumlah pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2018 ini mengalami kenaikan sekitar Rp 27,41 miliar atau 45,44% dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama Prodia, Dewi Mulaty, mengatakan Perseroan berhasil mempertahankan pertumbuhan kinerja bisnis yang positif sehingga dapat memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. "Sejalan dengan keberhasilan kami dalam menjaga pertumbuhan kinerja yang positif di tahun lalu, kami berkomitmen untuk memberikan dividen tunai senilai 50% dari laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2018," tutur Dewi setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan hari kamis, 2 Mei 2019, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEl), Jakarta.
Pada tahun 2018, lanjut Dewi, Perseroan berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 16,35% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 150,80 miliar. Pendapatan Bersih Perseroan juga tumbuh sebesar 9,12% menjadi Rp 1.599,76 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1.466,02 miliar. Perseroan juga membukukan kenaikan EBITDA sebesar 16,08% dari Rp 239,05 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp 277,49 miliar pada tahun 2018.
Dewi menambahkan, Pemeriksaan esoterik merupakan tes pemeriksaan khusus yang menggunakan teknologi Next Generation untuk mengidentifikasi risiko atau pun diagnosis terjadinya penyakit.
"Tes-tes pemeriksaan esoterik yang telah diluncurkan oleh Prodia diantaranya pemeriksa Cancer Risk (CArisk) yang merupakan pemeriksaan genomik yang digunakan untuk menganalisis lebih dari 64 gen dan 65 varian terkait dengan risiko 9 jenis kanker yaitu kanker payudara, usus besar atau kolorektal, serviks, hati, pankreas, paru, lambung, tiroid dan uterus. Adapun pemeriksaan genomic risk lainnya yang akan dikembangkan, dapat digunakan untuk memprediksi risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, dan autoimun berdasarkan genetiknya," tambah Dewi.
Selain itu, Dewi mengutarakan, Prodia juga menyediakan pemeriksaan mutasi gen EGFR ctcDNA dan ultrasensitive EGFR Mutation T790M untuk menetapkan pengobatan kanker paru; ProHealthy Gut untuk pemeriksaan kesehatan usus, NIPT-ProSafe untuk pemeriksaan non-invasive prenatal testing (NIPT) yaitu pemeriksaan unggulan untuk memprediksi risiko kehamilan bayi down syndrome.
"Sepanjang tahun 2018, Perseroan telah membuka sejumlah cabang baru diantaranya di kota Sorong, Jember, Sukabumi, Sampit, Bengkulu, dan Jepara. hingga akhir tahun 2018, Perseroan telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 292 outlet, termasuk dlantaranya 143 laboratorium klinik, di 34 provinsi dan 123 kota di seluruh lndonesia," tutup Dewi.(Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar