Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Sambut Ramadhan 1440 H, Dompet Dhuafa terus menggiatkan beragam upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berzakat maupun berbagi sebagai upaya mengentaskan kemiskinan. Sebagai pelopor Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Indonesia, terus mengingatkan dan mengajak masyarakat menunaikan kewajiban berakat, sudah menjadi tugas Dompet Dhuafa.
Di era sekarang ini, semakin mudahnya informasi dan transaksi, Dompet Dhuafa terus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berbagi dengan transaksi zakat, infak, sedekah maupun wakaf (ziswaf), melalui lembaga zakat nasional yang terpercaya. Sehingga pengelolaannya dapat tepat sasaran dan terpantau melalui transparansi laporan lembaga tersebut, salah satunya adalah Dompet Dhuafa.
Jumlah penerima manfaat Dompet Dhuafa dari 1993 hingga 2018 tercatat 19.13 Juta jiwa dari berbagai layanan, dan penghimpunan di 2018 mencapai Rp 312.50 Miliar atau setara dengan 0,11 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di sektor pengentasan kemiskinan. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa persentase kemiskinan Indonesia pada 2018 sebesar 91.72 persen atau sekitar 23.80 juta jiwa belum tersentuh dan harus dibantu. Sedangkan hingga saat ini, potensi zakat nasional berdasar pada data dari Kemenag adalah sebesar Rp. 217 Triliun. (Rabu, 24 April 2019)
“Kesadaran masyarakat dalam melakukan transaksi Ziswaf masih kurang. Hal tersebut dapat kita lihat dari index kemiskinan yang masih besar dan belum tersentuh. Maka, Dompet Dhuafa dalam mengisi Ramadhan 1440 H, mencoba untuk terus dan lebih mendekat dengan masyarakat melalui ramuan program-program pemberdayaan dan program khusus Ramadhan. Di antaranya, Sekolah Palestina, Tebar Zakat Fitrah, Grebek Kampung, Parcel Ramadhan, Posko Mudik, Home Stay, Sahabat Berbagi Harapan.
Di era sekarang ini, semakin mudahnya informasi dan transaksi, Dompet Dhuafa terus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berbagi dengan transaksi zakat, infak, sedekah maupun wakaf (ziswaf), melalui lembaga zakat nasional yang terpercaya. Sehingga pengelolaannya dapat tepat sasaran dan terpantau melalui transparansi laporan lembaga tersebut, salah satunya adalah Dompet Dhuafa.
Jumlah penerima manfaat Dompet Dhuafa dari 1993 hingga 2018 tercatat 19.13 Juta jiwa dari berbagai layanan, dan penghimpunan di 2018 mencapai Rp 312.50 Miliar atau setara dengan 0,11 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di sektor pengentasan kemiskinan. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa persentase kemiskinan Indonesia pada 2018 sebesar 91.72 persen atau sekitar 23.80 juta jiwa belum tersentuh dan harus dibantu. Sedangkan hingga saat ini, potensi zakat nasional berdasar pada data dari Kemenag adalah sebesar Rp. 217 Triliun. (Rabu, 24 April 2019)
“Kesadaran masyarakat dalam melakukan transaksi Ziswaf masih kurang. Hal tersebut dapat kita lihat dari index kemiskinan yang masih besar dan belum tersentuh. Maka, Dompet Dhuafa dalam mengisi Ramadhan 1440 H, mencoba untuk terus dan lebih mendekat dengan masyarakat melalui ramuan program-program pemberdayaan dan program khusus Ramadhan. Di antaranya, Sekolah Palestina, Tebar Zakat Fitrah, Grebek Kampung, Parcel Ramadhan, Posko Mudik, Home Stay, Sahabat Berbagi Harapan.
Memberikan kemudahan masyarakat dalam menunaikan kebaikan di era digital, sudah menjadi kewajiban Dompet Dhuafa.
Berinovasi dalam memudahkan masyarakat terus kami hadirkan. Dari mengoptimasi sosial media, website, merancang kanal donasi online, bermitra dengan e-commerce, layanan jemput zakat hingga auto debet, menjadi jalur Dompet Dhuafa dalam memberikan kemudahan menunaikan kebaikan masyarakat Indonesia,” jelas drg. Imam Rulyawan MARS., selaku Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi.
Dompet Dhuafa menyadari perkembangan zaman saat ini, menempatkan millennial sebagai pemeran utamanya. Keterlibatan generasi millennial baik secara langsung atau tidak langsung akan menguatkan, meningkatkan, dan menumbuhkan penghimpunan dari potensi zakat Indonesia. Melihat keinginan millennial yang cenderung instan inginnya serba cepat, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan berbagai Perusahaan e-commerce maupun kanal donasi online di Indonesia. Selain itu, untuk memberikan kenyamanan membayar zakat secara tatap muka, Dompet Dhuafa juga membuka konter zakat yang tersedia di 80 pusat perbelanjaan di Jabodetabek.
Semangat jangan takut berbagi terus mengalir dari masyarakat. Seperti halnya Euis Mayasari (50), yang merupakan instruktur bagi para peserta didik kelas fashion dan desain di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. Setelah lebih dari 20 tahun berkecimpung di perusahaan garmen, ia merasa cukup untuk bekerja dan terpanggil membagikan ilmu-ilmu yang dipunya.
“Alhamdulillah sejak bergabung pada 2013 lalu, saya mendapat amanah dari Institut Kemandirian Dompet Dhuafa sebagai instruktur fashion dan desain. Di situ saya punya kesempatan untuk berbagi ilmu kepada siapa saja yang ingin belajar fashion maupun desainnya.
Dompet Dhuafa menyadari perkembangan zaman saat ini, menempatkan millennial sebagai pemeran utamanya. Keterlibatan generasi millennial baik secara langsung atau tidak langsung akan menguatkan, meningkatkan, dan menumbuhkan penghimpunan dari potensi zakat Indonesia. Melihat keinginan millennial yang cenderung instan inginnya serba cepat, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan berbagai Perusahaan e-commerce maupun kanal donasi online di Indonesia. Selain itu, untuk memberikan kenyamanan membayar zakat secara tatap muka, Dompet Dhuafa juga membuka konter zakat yang tersedia di 80 pusat perbelanjaan di Jabodetabek.
Semangat jangan takut berbagi terus mengalir dari masyarakat. Seperti halnya Euis Mayasari (50), yang merupakan instruktur bagi para peserta didik kelas fashion dan desain di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. Setelah lebih dari 20 tahun berkecimpung di perusahaan garmen, ia merasa cukup untuk bekerja dan terpanggil membagikan ilmu-ilmu yang dipunya.
“Alhamdulillah sejak bergabung pada 2013 lalu, saya mendapat amanah dari Institut Kemandirian Dompet Dhuafa sebagai instruktur fashion dan desain. Di situ saya punya kesempatan untuk berbagi ilmu kepada siapa saja yang ingin belajar fashion maupun desainnya.
Alhamdulillah saya sudah 20 tahun menggeluti dunia kerja di bidang fashion dan desain. Kemudian dari masa kerja tersebut, sudah merasa mentok untuk apa yang saya cari saat bekerja. Tinggallah kini saya membagi ilmu dari apa yang saya dapat sebelumnya,” ujar Euis.
Di Ramadhan tahun ini, kita mengajak masyarakat untuk terus tebar keberkahan dan jangan takut berzakat. Kita mulai dari diri kita untuk menjadi orang taat membayar zakat, karena zakat membawa manfaat untuk sesama.(Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar