Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Selama ini berita tentang kemacetan lalu lintas di Jakarta sering menghiasi berbagai media massa. Kemacetan yang terjadi ini dari waktu ke waktu diperkirakan akan bertambah macet jika tidak ada terobosan pemecahannya, apalagi jumlah orang dan kendaraan juga terus bertambah setiap saat.
Dengan jumlah penduduk sekitar 9 juta orang dan ditambah jutaan orang dari sekitaran Jabodetabek yang bekerja di Jakarta pasti membutuhkan moda transportasi yang mampu memenuhi kebutuhan sehari – hari saat berangkat dan pulang kerja.
Salah satu terobosan inovatifnya adalah dengan membangun MRT. Meski ada sebagian orang yang menganggap terlambat, tetapi yang lebh penting ada berani untuk memulainya. Dan alhamdulillah sejak 24 Maret 2019 Jakarta sudah memiliki MRT tersebut.
Ada yang menarik pada hari Senin (8/4) tiga orang Komisioner Kompolnas yakni Bekto Suprapto, Dede Farhan Aulawi, dan Benedictus Nurhadi dengan didampingi Kepala Sekretariat Brigjend. Pol. Yehu Wangsajaya mencoba MRT dari Blok M ke Bundaran HI, dalam rangka mencoba sekaligus memantau sistem keamanan MRT Jakarta ini.
Dihubungi secara terpisah melalui sambungan telpon, Komisioner Kompolnas Dede Farhan Aulawi yang juga sebagai Pemerhati Transportasi dan Pengamat Smart City menyampaikan beberapa keterangan terkait hasil pemantauan Kompolnas dalam mencoba MRT Jakarta ini.
Dede menjelaskan bahwa MRT Jakarta (Jakarta Mass Rapid Transit/ Moda Raya Terpadu) ini tidak sekedar menjadi kebanggaan warga Jakarta saja, tetapi juga menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia.
Sekarang Jakarta sebagai ibukota negara memiliki Angkutan Cepat Terpaduyang merupakan sistem transportasi transit cepat menggunakan kereta rel listrik. Apa yang ada di Singapura, Kuala Lumpur dan berbagai ibukota negara lain, sekarang sudah ada di Jakarta.
Jika utuk membangun dan mewujudkannya tidak mudah, maka selanjutnya dituntut kemampuan untuk menjaga dan merawatnya agar fasilitas yang membanggakan ini bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat yang berkunjung ke Jakarta.
Ada dua hal penting yang harus diperhatikan oleh pengelola MRT Jakarta, yaitu mampu memberikan pelayanan transportasi yang berkualitas, aman dan nyaman pada masyarakat dan mampu mengembalikan cicilan hutang atas pembangunan yang dibiayai dari hasil pinjaman ini.
Di samping itu secara tekknis harus mampu menjaga dan memelihara apa yang sudah dimiliki (maintainability) dan mampu menjamin bahwa MRT ini akan bisa dioperasikan dengan selamat (safe to be operate).
Sementara untuk seluruh masyarakat pengguna jasa MRT ini diharapkan untuk selalu menjaga apa yang sudah kita miliki, termasuk menjaga kebersihan secara bersama dan menjaga dari kemungkinan adanya “tangan jahil” yang bisa mengurangi kenyamanan, keamanan, dan keselamatan pengoperasiannya.
Apalagi saat ini karena masih dianggap baru jadi banyak masyarakat yang menggunakannya hanya sekedar mencoba saja, jadi tidak semata – mata memenuhi kebutuhan transportasi tapi juga sudah menjadi bagian dari “Objek Wisata”.
Masyarakat yang menggunakan eskalator juga sudah semakin baik, dimana mereka berdiri di sebelah kiri untuk memberi kesempatan bagi yang terburu – buru bisa menyusul di sebelah kanan. Sebuah proses pendewasaan menuju masyarakat yang lebih tertib dan lebih baik.
Sementara pantauan Kompolnas ketika mencoba penggunaan MRT pada hari ini, memberikan penilaian bahwa MRT Jakarta itu Bagus, Bersih dan Membanggakan. Harus dipertahankan dan diperhatikan oleh semua pihak agar bisa terus beroperasi secara lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan transportasi bagi masyarakat pengguna.
Meskipun saat ini baru terbangun koridor satu “Lebak Bulus – Bundaran HI, tapi secara bertahap pasti jangkauannya akan bertambah luas. Masyarakat harus sabar menanti Jakarta sebagai ibukota negara yang modern dan mampu memenuhi salah satu unsur dalam smart city, yaitu smart transportation yang mampu mengintegrasikan sistem transportasi yang cerdas dan nyaman.
Masyarakat juga tentu perlu bersabar dengan penuh pengertian jika dalam proses pembangunannya tentu akan sedikit mengganggu lalu lintas. Meskipun tentu para kontraktor pelaksana juga harus memapu membuat desain perencanaan yang bisa meminimalisir kemungkinan timbulnya gangguan – gangguan selama proses pembangunan berlangsung. Ujar Dede.
Di akhir percakapan Dede juga menyampaikan saran agar ditingkatkan sistem keamanan terpadunya, seperti rambu – rambu himbauan keamanan, misalnya jika ada yang melihat sesuatu yang “mencurigakan” masyarakat dihimbau untuk menghubungi no “….”, dan seterusnya.
Dalam kontek kewenangan yang dimiliki, tentu Kompolnas juga akan menyampaikan saran – saran pengamanan terhadap Polri yang berkaitan dengan sistem keamanan MRT Jakarta yang menjadi kebanggaan bersama ini. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar