Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITM) sepanjang 2018 mencatat laba bersih tertinggi dalam 5 tahun terakhir dan menambah cadangan batu bara secara signifikan dengan mengakuisisi PT Nusa Persada Resources (NPR). Hal ini memperlihatkan ITM semakin percaya diri untuk bertumbuh seiring dengan perbaikan harga batu bara dunia dan mengukuhkan dirinya sebagai perusahaan energi global.
Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITM) menggelar Konferensi Pers hari senin siang, 25 Maret 2019 pukul 12.00 - 13.00 wib bertempat di Sheraton Grand Jakarta Hotel Gandaria City Emerald Meeting Room, Jl. Sultan Iskandar Muda, Kav. V-TA, Jakarta dihadiri :
- Kirana Limpaphayom selaku President Director
- A.H Bramantya Putra selaku Deputy President Director
- Padungsak Thanakij selaku Director
- Jusnan Ruslan selaku Director
- Stephanus Demo Wawin selaku Director
- Yulius Kurniawan Gozali selaku Director
- lgnatius Wurwanto selaku Director
- Mulianto selaku lndependent Director
- A.H Bramantya Putra selaku Deputy President Director
- Padungsak Thanakij selaku Director
- Jusnan Ruslan selaku Director
- Stephanus Demo Wawin selaku Director
- Yulius Kurniawan Gozali selaku Director
- lgnatius Wurwanto selaku Director
- Mulianto selaku lndependent Director
A.H Bramantya Putra menjelaskan bahwa Akuisisi NPR yang memiliki luas konsesi 4.291 hektar pada tahun lalu menambah cadangan batu bara perusahaan sebesar 77 juta ton. Selain itu, kegiatan eksplorasi dan peningkatan rencana penambangan yang dilakukan pada tahun 2018 juga menaikkan cadangan batu bara sebesar 45 juta ton, sehingga total cadangan batu bara perseroan pada akhir tahun 2018 menjadi 354 juta ton dari 254 juta ton pada tahun sebelumnya.
Semenjak mengumumkan transformasi menjadi perusahaan energi pada Desenber 2016, ITM kini memiliki 14 anak usaha; 9 di antaranya perusahaan bergerak di bidang batu bara dan usaha yang berkaitan, 3 perusahaan kontraktor dan bahan bakar, dan 2 perusahaan di bidang ketenagalistrikan.
Adapun laba bersih persero tercatat USD 259 juta pada tahun 2018 dibanding USD 253 juta pada tahun 2017. Tertinggi semenjak tahun 2013. Peningkatan laba bersih hanya disebabkan oleh kenaikan rata-rata harga jual batu bara sepanjang tahun yang tercatat USD 81,0 per ton, naik 11% dari USD 72,7 per ton pada tahun fiskal sebelummya. ujar A.H Bramantya Putra.
Menurut A.H Bramantya Putra, Kenaikan rata-rata harga batu bara disebabkan oleh kenaikan permintaan secara global. Dalam tiga kwartal pertama tahun 2018, sebagai contoh, permintaan bertumbuh di China di tengah kebijakan pembatasan batu bara berkalori rendah, Permintaan juga meningkat di India sebagai dampak produksi yang sehat. Di samping itu pembangkit listrik yang baru beroperasi di Vietnam, Malaysia, dan Pakistan juga mendorong permintaan.
Dengan penjualan 23,5 Juta ton sepanjang tahun, perusahaan membukukan pendapatan bersih sebesar USD 2.008 juta, 19% lebih tinggi daripada USD 1.690 juta pada tahun sebelumnya, Dalam tahun 2018 marjin laba kotor tercatat 29% berbanding 30% di tahun sebelumnya, sedangkan EBIT naik 11% menjadi USD 432 juta. Laba bersih per saham tercatat USD 0,24.
Sampai dengan akhir 2018, total aktiva ITM bernilai USD 1.443 juta dengan ekuitas USD 970 juta. Perusahaan mempertahankan posisi kas dan setara kas sebesar USD 368 juta tanpa hutang. Tandas A.H Bramantya Putra.
Jusnan Ruslan menambahkan bahwa Perusahaan menjual 23,5 juta ton batu bara dalam tahun 2018 yang dikapalkan ke China (4,9 juta ton), Jepang (4,3 juta ton), India (3,5 juta ton), Indonesia (2,8 juta ton,.Filipina (2,2 juta ton), dan negara-negara lain di Asia Timur, Selatan, dan Tenggara.
Pada tahun fiskal 2018 perusahaan menghasilkan 22.1 juta ton batu bara. Untuk tahun 2019 volume produksi ditargetkan 23,6 juta ton sedangkan sasaran volume penjualan adalah 26.5 juta ton. Dari angka itu, 61% sudah terjual.
Untuk tahun 2019 perusahaan menjalankan beberapa strategi guna mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan energi. Pertama meningkatkan intrastruktur penambangan seperti memperluas kapasitas lahan penyimpanan batu bara (stockyard) di Pelabuhan Bunyut, memperbaiki jalan tambang di Gugus (cluster) Melak, mengoptimalisasi kapasitas pelabuhan Jorong. serta mengoptimalisasi kinerja pengangkutan batu bara. ujarnya.
Selain itu, Jusnan Ruslan menyampaikan bahwa Perusahaan juga menangkap marjin di sepanjang rantai nilai dengan meningkatkan produktivitas dan kapasitas kontraktor, memperbesar volume usaha bahan bakar dan meningkatkan logistik untuk menjaga manajemen biaya secara disiplin, menjajaki peluang di pembangunan ketenagalistrikan yang tumbuh di dalam negeri.
Di samping itu perseroan memperluas usaha intinya dengan meningkatkan sinergi dalam hal pemanfaatan infrastruktur di antara konsesi yang berdekatan Selain meningkatkan target volume perdagangan batu bara perusahaan juga melanjutkan tahapan studi kelayakan operasi tambang bawah tanah di Trubaindo.
Perusahaan juga menguatkan proses bisnis dengan menerapkan trasnformasi digital secara menyeluruh sambil tetap menggalakkan inovasi dan pengembangan sumber daya manusia. Tutup Jusnan Ruslan.(Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar