Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Presiden Joko Widodo hari Selasa, 19 Maret 2019, menjajal Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Menurut Presiden, kehadiran MRT Jakarta ini bisa membangun peradaban dan budaya baru di masyarakat, seperti budaya antre dan tepat waktu.
"Ini budaya baru. Inilah yang akan terus dikenalkan, disosialisasikan, sehingga masyarakat betul-betul tahu bagaimana MRT itu bergerak dari satu stasiun ke stasiun lain," ujar Presiden di gerbong kereta yang membawanya dari Stasiun Lebak Bulus menuju Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Presiden datang ke Stasiun Bundaran HI bersama sejumlah menteri Kabinet Kerja seusai rapat terbatas tentang pengelolaan transportasi Jabodetabek. Presiden dan rombongan tiba pukul 11.54 WIB dan langsung menuju peron kereta yang berada di bawah tanah.
Kehadiran Kepala Negara ini disambut riuh masyarakat yang hadir di Stasiun Bundaran HI. Masyarakat pun langsung berebut untuk bersalaman dan berswafoto dengan Kepala Negara.
MRT Jakarta sendiri saat ini memang sedang menjalani uji coba untuk masyarakat umum. Presiden pun mengaku kaget sekaligus senang melihat animo dan antusiasme masyarakat yang ingin mencoba menggunakan moda transportasi ini.
"Kita senang bahwa MRT ini disambut begitu antusias dan kita harapkan ke depan, masyarakat menggunakan ini semua. Saya contohkan beberapa orang tadi mau makan dari HI turun di Senayan, enggak ada 10 menit nanti balik lagi ke kantornya lebih cepat. Saya kira ini adalah budaya baru, peradaban baru, yang harus mulai kita biasakan," tuturnya.
Selain membangun budaya baru, Presiden berharap para pengguna kendaraan pribadi bisa beralih ke MRT yang menurutnya sangat nyaman. Kepala Negara menambahkan, saat ini pemerintah memang belum menerapkan regulasi yang memaksa pengguna kendaraan pribadi untuk beralih kepada transportasi umum.
"Nantinya kalau sudah semua, kurang lebih 230 kilometer, seluruh DKI dan Jabodetabek, nanti Pak Gubernur DKI akan menerapkan 'electronic road pricing'. Sehingga mau tidak mau kita paksa pemilik-pemilik mobil beralih ke moda raya terpadu ini," ungkapnya.
Ke depannya, Presiden berharap moda raya terpadu ini bisa dibangun juga di kota-kota lain, terutama kota-kota besar dan ibu kota provinsi. Presiden tidak ingin kota-kota tersebut bernasib seperti Jakarta yang terlambat membangun sarana transportasi sehingga menyebabkan kemacetan.
"Ini jangan sampai peristiwa di Jakarta itu juga ada di kota-kota lain. Artinya kita terlambat membangun. Oleh sebab itu seperti Palembang, kita ingin coba satu kota yang disiapkan MRT, LRT, atau mungkin tremnya. Semua akan kita coba. Karena kita memiliki kota yang banyak yang sudah mulai macet, terutama ibu kota provinsi. Sebentar lagi kita akan masuk ke Bandung, Surabaya," tegasnya.
Pada kesempatan kali ini, kereta yang ditumpangi Kepala Negara dan rombongan melaju dari Stasiun Bundaran HI pada pukul 12.03 WIB dan tiba di Stasiun Lebak Bulus tepat 30 menit kemudian.
Presiden kemudian naik kereta lagi dari Stasiun Lebak Bulus pada pukul 12.52 WIB dan tiba di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia pada pukul 13.22 WIB. Saat di perjalanan kembali ini, Presiden menghampiri gerbong yang ditumpangi awak media.
Untuk diketahui, ini adalah kali kedua Presiden mencoba MRT Jakarta. Sebelumnya, Presiden juga pernah mencoba MRT Jakarta pada 6 November 2018. Pada koridor 1 MRT Jakarta ini, telah dibangun jalur kereta sepanjang 16 kilometer yang meliputi 10 kilometer jalur layang dan enam kilometer jalur bawah tanah.(Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar