Duta Nusantara Merdeka | Madiun
Banjir yang melanda 15 wilayah Jawa Timur, kini berangsur surut. Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, sekitar 12.495 keluarga, terdampak musibah tersebut. Sebagian titik terdampak banjir di Jawa Timur, kini volume airnya mulai surut. Masyarakat mulai membersihkan lingkungan tempat tinggalnya.
Sejauh ini, bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Pulau Jawa, telah tertanganani secara baik oleh relawan, masyarakat, dan juga pemerintah. Salah satunya di sini adalah tim Disaster Management Center (DMC) dan juga relawan Dompet Dhuafa di berbagai cabang baik Jawa Timur, Yogyakarta maupun Jawa Tengah. Semua relawan DMC dan Dompet Dhuafa terjun mulai dari evakuasi, distribusi logistik kepada para korban hingga sekarang dalam proses pemulihan bencana.
“Kami berupaya memulihkan keadaan seperti sediakala. Karena masyarakat yang terkena banjir ingin hidup normal kembali. Maka itu Dompet Dhuafa sigap dalam merespon bencana dengan mendirikan pos hangat, aksi layanan medis hingga menghilangkan rasa trauma pada korban melalui tim Psychological First Aid (PFA),” ucap drg. Imam Rulyawan MARS., selaku Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi saat memberikan keterangan terkait aksi kebencanaan Dompet Dhuafa di banjir Pulau Jawa, saat ditemui di ruang kerjanya.
Selain itu, untuk menguatkan dan menghidupkan kembali aktivitas masyarakat terdampak banjir Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur, tim DMC dan Dompet Dhuafa cabang Jawa Timur, berkolaborasi melakukan pembersihan fasilitas umum dari kotoran sisa banjir. Tidak hanya itu, Dompet Dhuafa juga menggelar pelayanan servis motor gratis di Desa Garo, Pacitan, dengan menggandeng teknisi dari Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, pada Senin (11/3/2019).
Di tempat yang berbeda, sehari sebelumnya, tepatnya pada Minggu (10/3/2019), Dompet Dhuafa Jawa Timur bersama sejumlah relawan, melakukan kegiatan Psychological First Aid (PFA) di Desa Pengkol, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Tidak hanya ada pelayanan PFA, Dompet Dhuafa juga menyediakan pos medis dan pos hangat untuk masyarakat terdampak. Selain itu, Dompet Dhuafa Jawa Timur bersama aktivis kemanusiaan turut membersihan lumpur sisa banjir di pemukiman penduduk dan mendistribusikan dua tangki air berkapasitas 1.100 liter di Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Ngawi, serta membersihkan lumpur sisa banjir di SDN 03 Kasreman, Kabupaten Ngawi dengan total penerima manfaat berjumlah 300 jiwa. Armada ambulance turut disiagakan di sejumlah titik.
"Pada kondisi bencana banjir Pulau Jawa ini, kami sengaja menghadirkan hampir semua pelayanan masyarakat yang ada di Dompet Dhuafa. Mengingat saat banjir, tentu cuaca juga kurang bersahabat dan kondisi kesehatan masyarakat rentan sakit. Maka kami hadir dari fase respon hingga pemulihan di setiap titik banjir yang ada," tambah Imam.
Meski sejumlah titik mulai surut, namun kondisi cuaca masih belum dapat terprediksi dan banjir kapan saja dapat datang. Mengingat di Jawa Tengah saja, menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, telah memetakan daerah-daerah di 35 kabupaten dan kota di provinsi setempat yang rawan bencana dari dampak musim penghujan di 2019. Tercatat ada 1.864 desa berpotensi banjir dan 2.134 desa lain yang rawan longsor di wilayah Banjarnegara, Wonosobo, Karanganyar, Kebumen, Cilacap, Kudus, Pemalang dan Brebes. Tentu di kawasan Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten, juga memiliki catatan daerah rawan bencana yang tidak sedikit. Tentu sadar dan tanggap bencana perlu dihadirkan di masyarakat. Selain itu, bagi kita yang berada di wilayah aman, dapat membantu sesama untuk siap siaga menghadapi bencana bersama Dompet Dhuafa.(Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar