Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Ekonomi global menuntut aspek kemajuan di segala lini dalam mencapai taraf perkembangannya, tidak hanya perbankan namun bisnis "unicorn" yang melaju pesat, dalam mencapai target ekonomi global namun juga sektor wakaf dituntut lebih dalam mencapai taraf tersebut.
Tercatat dari Badan Wakaf Indonesia (BWI), potensi aset wakaf per tahun mencapai Rp 2 ribu Triliun dengan luas tanah wakaf mencapai 420 ribu hektare (ha). Sedangkan potensi wakaf uang bisa menembus kisaran Rp 188 Triliun per tahun. Aset wakaf tanah sebanyak 337 bidang masih belum bersertifikat. Sedangkan yang sudah bersertifikat sebanyak 163 bidang tanah tahun 2018. Wakaf dapat masuk dalam instrumen pokok masyarakat terutama sektor kesejahteraan.
Berdasarkan data Kementrian Agama, jumlah tanah wakaf mencapai 161.579 hektar. Luas aset wakaf yang tersebar 366.595 lokasi itu sebagai jumlah harta wakaf terbesar di dunia. Mayoritas aset wakaf itu berwujud fasilitas sosial. Kondisi ini merupakan tantangan bagi umat Islam Indonesia untuk mengubah aset wakaf dari tidak produkif menjadi produktif.
Di samping sebagai salah satu aspek ajaran Islam yang berdimensi spiritual, wakaf juga merupakan poin penting mewujudkan kesejahteraan ekonomi. lnilah dimensi sosial dari wakaf. Tantangannya adalah bagaimana mempertahankan praktik wakaf serta mengembangkan agar lebih bermanfaat untuk masyarakat. Dengan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia, pengelolaan wakaf bertambah penting bahkan mendesak.
Menurut data Badan Wakaf Indonesia (BWI) Potensi wakaf tunai di Indonesia diperkirakan Rp. 180 triliun per tahun. Indonesia telah merealisasikan sebanyak Rp.400 miliar. Untuk itu, Dompet Dhuafa menggelar Indonesia Wakaf Summit 2019, hari selasa, 5 Maret 2019 pukul 09.00 - 21.00 wib bertempat di Sari Pacific Jakarta, Jl. M.H. Thamrin No.6, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, dengan tajuk "TRANSFORMASI WAKAF PRODUKTIF DI ERA DIGITAL : MENGOPTIMALKAN KAPITAL HALAL".
Event yang telah dilaksanakan kali kedua ini merupakan simbol kolaborasi lembaga zakat dengan berbagai kalangan yang ada di Indonesia. dihadiri para pembicara :
- Prof. Bambang Brodjonegoro, I Ph.D. selaku Kepala Bappenas,
- Prof. Dr. Muhammad Nuh, DEA. selaku Ketua Badan Wakaf Indonesia dan
- Muhammad Fuad Nasar, S.Sos, M.Sc. selaku Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap wakaf yang mempunyai andil besar dalam menumbuhkan ekonomi halal yang berkesinambungan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat.(Arianto)
- Prof. Bambang Brodjonegoro, I Ph.D. selaku Kepala Bappenas,
- Prof. Dr. Muhammad Nuh, DEA. selaku Ketua Badan Wakaf Indonesia dan
- Muhammad Fuad Nasar, S.Sos, M.Sc. selaku Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap wakaf yang mempunyai andil besar dalam menumbuhkan ekonomi halal yang berkesinambungan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat.(Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar