Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Maraknya hoaks dan dahsyatnya narasi kebencian yang berbalut 'politik identitas" telah diadopsi dalam politik elektoral di Indonesia. Ada kelompok yang bernafsu meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Model politik berbasis kebohongan yang diterapkan dalam konteks perang diterapkan dalam konteks pemilu.
Dalam rangka menangkal Hoax, The Jokowi Center menggelar Jumpa pers “Launching Aplikasi Pendeteksi Hoax” hari Sabtu, 23 Februari 2019 pukul 13.00 - 16.00 wib bertempat di Hotel Aston Kuningan Suite, Jalan Setia Budi Utara Raya, Jakarta selatan dengan Narasumber :
- Burhanuddin Saputu selaku KSP/ Kantor Staff Presiden,
- Akhmadi, S.Kom selaku IT The Jokowi Center dan Staff Ahli Bawaslu RI dan
- Teuku Neta Firdaus selaku Direktur The Jokowi Center.
Aplikasi Pendeteksi Hoax diluncurkan agar pemilihan umum presiden 2019 bebas dari berita bohong. Alat pendeteksi ini diklaim bisa membantu aparat penegak hukum menindak setiap pelanggaran terkait hoaks. bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap Hoax, dengan aplikasi ini masyarakat dapat mendeteksi Hoax atau bukan suatu pesan atau informasi. ujar Teuku Neta Firdaus.
Neta menambahkan alat itu memiliki kemungkinan sebesar 70 persen untuk mendeteksi pihak yang menyebarkan hoaks.
Aplikasi Pendeteksi Hoax dapat diakses melalui situs The Jokowi Center. Di Aplikasi ini ada semacam alat analisis media untuk mendeteksi hoaks, kita tinggal klik langsung keluar, siapa berkomentar di situ akan kelihatan, baik sentimen negatif dan positif. tutup Neta.
Reporter : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar