Duta Nusantara Merdeka | Humbahas
Kejadian yang menimpa terhadap Satpol-PP dan juga Petugas Damkar Kabupaten Humbahas, kira-kira pada bulan Desember yang lewat tahun 2018 , menjadi bahan perbincangan masyarakat desa Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan terhadap oknum wartawan yang diduga memeras petugas yang ada akibat ketahuan bermain judi di basecam pembuatan filem naga bonar didesa Parsingguran Dua, Kabupaten Humbang Hasundutan Sumut.
Saat dikonfirmasi diruang kerja Kasat Satpol PP bersama dengan mantan Ketua LSM KITA-PD dan juga wartawan Jaya Pos , Kasat memberitahu bahwa yang bersangkutan bernama Rahmat Tinton dari media online Hetanews dan juga B.LGL, yang belum diketahui apa nama medianya yang terdaftar di Dinas Kominfo Humbahas.
Lebih lanjut Kasat menjelaskan , "Awalnya sembilan orang petugas satpol PP dan Damkar yang saat itu ditugaskan oleh Bupati untuk mengawasi dan juga dihunjuk sebagai peran pembantu dalam pembuatan shotting filem Naga Bonar yang terletak diDesa Parsingguran Dua Kabupaten Humbahas.
Selanjutnya sebelum mereka mendapatkan tugas sebagai peran pembantu dalam shotting tersebut, situasi saat itu hujan , sehingga mereka mengambil kegiatan dan masuk keBascam. Saat di Basecam mereka menemukan kartu joker berserakan di basecam tersebut, melihat adanya kartu berserakan , mereka mengumpulkannya dan iseng iseng mereka bermain kartu menunggu hujan deras redah.
Disaat sedang asyiknya bermain kartu (Leng) , tiba tiba oknum wartawan R.T mengintip dari jendela bescam dan langsung mencepretkan kameranya kepada yang bermain . Saat itupula seorang dari petugas Pol-PP melihat hal tersebut, oknum wartawan langsung dikejar oleh petugas Pol PP, dan akhirnya tidak berhasil didapat.
Setelah oknum wartawan tidak berhasil dikejar , RT langsung mengirimkan pesan WA kepada Kasat Pol-PP Rikki Sihite .Lalu Rikky membalasnya melalui pesan WA nya, dan mengatakan udahlah secara kekeluargaan aja kita lakukan , tidak perlu kamu laporkan ke Bupati atau ke BKD , karena kasihan nantinya mereka dipecat. Mereka kan masih tenaga honor, biarlah saya yang memberikan tindakan kepada mereka . Ujar Kasat kepada RT.
Lebih lanjut Kasat Satpol-PP menjelaskan, kejadian itu benar adanya, tapi saya tidak tau saat itu mereka meminta uang untuk tutup mulut, yang saya katakan kepada anggota saya," berani berbuat berani bertanggung jawab," jumpai kalaianlah wartawan itu, dan Kasat sendiri sudah memberikan teguran kepada anggotanya berupa teguran lisan, Ungkap Kasat.
Dijelaskan sikorban berinisial D.P saat itu, sekitar Rp.450 ribu/orang x 9 orang kami diminta. Hal ini mereka lakukan kerena kami diancam Rahmat Tinton, akan diberitahukan kepada Bupati dan juga ke BKD, maklumlah kami baru kali ini bekerja dan juga masih tenaga kontrak, jadi kami terpaksa memberikan apa yang dimintanya, dan ketika uang itu kami hantarkan kerumah B.LGL yang ada di Pasar Baru , B.LGL mengatakan karna kita satu marga , makanya kami minta seperti ini ,kalau tidak lebih dari sini kami minta . Ujar D.LGL.
Saat sudah diketahui asal mula permasalahan, Ketua LSM KITA PD Humbahas Roysman Simamora menjelaskan, wartawan itu seharusnya bukan untuk memeras, seharusnya dia bekerja sesuai dengan profesinya, bukan untuk memeras," dan tindakan wartawan itu tidak bisa lagi ditoleransi, mereka lakukan itu hanya iseng iseng menunggu hujan redah. Jadilah seorang jurnalis yang profesional, kalau mau memeras hiduplah dipasaran saja, jadi preman, ujar Rosyman diruang kerja Kasat. **
Wartawan DNM : B. Nababan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar