Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Perayaan Natal ini merupakan salah satu program kegiatan tahunan PB-PWRI yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan, kesatuan, kerukunan, sekaligus untuk menjalin tali silaturahmi Lintas Agama.
Perayaan Natal Tahun 2018 mengambil tema "Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita" telah membawa berkah bagi para anggota PWRI di seluruh Indonesia karena bisa diperingati dengan sangat meriah hari Minggu, 20 Januari 2019 pukul 10.00-12.00 wib bertempat di Gedung Pertemuan Pusat Direktorat Jenderal Pajak JL Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan yang akan bergema ke seluruh cabang PWRI di seluruh Indonesia.
Perayaan Natal dengan tema Yesus Kristus Hikmat bagi Kita (Bdk 1 Kor 1:30) dengan Subtema "Dengan Semangat Natal Wredatama Republik Indonesia Keutuhan dan Persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia"
Dalam Subtema tersebut PWRI ingin menunjukkan bahwa dengan dilandasi perjalanan panjang pengabdian kepada Negara dan pengalaman keberagaman berbangsa selama bertugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). PWRI konsisten dan berkomitmen bagi Keutuhan dan Persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Perayaan Natal adalah merayakan kasih Tuhan kepada manusia. Untuk itu kita harus membangun aksi nyata dalam rangka bersolidaritas dalam berbangsa dan bernegara, menumbuhkembangkan persatuan Indonesia dengan semboyan Kita Bhineka Kita Indonesia.
Ada dua kegiatan yang dilaksanakan pada Perayaan Natal PWRI berupa pemberian tali asih, yaitu kepada :
1. Yayasan Anugerah Kencana Buana dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat.
2 Yayasan Piatu Muslim (Tuna Ganda) di Cimanggis.
3. Yayasan Karya Kasih di Kwitang untuk Sekolah Anak Kolong.
2 Yayasan Piatu Muslim (Tuna Ganda) di Cimanggis.
3. Yayasan Karya Kasih di Kwitang untuk Sekolah Anak Kolong.
Perayaan Natal Tahun 2018 dan Tahun Baru 2019 diisi dengan pujian, paduan suara, Musik angklung oleh Sandy Angklung PW DKI Jakarta serta drama natal dengan judul "Cinta Kasih Yang Tidak Terbatas.
Hakekat perayaan Natal adalah merayakan kasih dan solidaritas Tuhan kepada manusia. Untuk itu kita harus turut serta mengobarkan solidaritas, karena kita semua adalah saudara.
Tanpa adanya sikap rasa kasih yang diwujudkan dengan solidaritas maka tidak ada arti dalam diri kita sendiri. Untuk merayakan Natal dengan benar manusia harus memiliki solidaritas yang dilandasi kasih terhadap sesama terutama kaum yang terpinggirkan.
Kisah "Orang Samaria yang Murah Hati" adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya.
Kisah yang tercantum di dalam Lukas 10 : 25 - 37 ini menggambarkan cinta kasih yang tidak terbatas, bahkan cinta kasih kepada orang yang membenci sekalipun.
Kisah tersebut bukan sekedar kisah teladan menolong orang lain tanpa pamrih, tetapi juga mencerminkan tembok-tembok keangkuhan diri yang membuat kita mencari pembenaran diri dan mendefinisikan perintah Tuhan sesuai dengan standar penilaian sendiri.
Bahkan selama ini kita menjalankan kebenaran dengan menutupi ketidak taatan kita melalui berbagai aktivitas pelayanan. Betapa perlu Tuhan menghancurkan tembok-tembok keangkuhan itu agar kita dapat benar-benar mengasihi sesama seperti diri sendiri, sesuai dengan yang Tuhan inginkan.
"Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu".
Reporter : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar