Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Menjadi seorang sociopreneur atau menjalankan usaha berbasis pemberdayaan masyarakat/sosial, belakangan ini menjadi pilihan populer di kalangan generasi muda Indonesia. Kreativitas tinggi, didukung daya pikir kritis, serta besarnya optimisme, diyakini PT Santos Jaya Abadi sebagai potensi emas generasi muda Indonesia.
Brand Kopi Kapal Api pun meluncurkan program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu pada Mei 2018 lalu dan saat ini telah menjelang tahappenjurian 20 peserta dengan konsep sociopreneurship terbaik. Mereka menyisihkan lebih dari 5.000 proposal yang didaftarkan melaluiwww.secangkirsemangat.id hingga 30 September 2018. Penilaian resmi terhadap proposal mereka akan dilaksanakan pada Rabu, 16 Januari 2019 di Hotel Artotel, Jakarta.
“Badan Ekonomi Kreatif turut mendukung program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu sejak tahap awal. Program ini terbukti menunjukkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, praktisi dan para pelaku wirausaha sosial sebagai komitmen bersama dalam meningkatkan ekonomi kreatif. Selain itu, menyebarnya ‘virus’ sociopreneurship di kalangan generasi muda Indonesia menjadi indikator positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan harapan bagi munculnya beragam solusi permasalahan sosial-ekonomi di tataran masyarakat,” jelas Kepala Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Triawan Munaf yang turut hadir hari ini dan bertatap muka dengan peserta-peserta terbaik tersebut.
Johnway Suwarsono selaku Group Brand Manager Kapal Api mengatakan, “Kami mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada 20 peserta terbaik program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu. Namun demikian hendaknya mereka tidak berpuas diri, sebaliknya kami harap mereka dapat menyumbangkan kontribusi nyata terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat dan memberi warna tersendiri bagi perkembangan tren sociopreneurshipdi Indonesia.”
Sejak diluncurkan, program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu telah menghadirkan serangkaian kegiatan, yaitu Networking Day, Appreanticeship,Workshop Sociopreneur, Campus Talk hingga Prototype Mentoring. Di tahap penjurian akhir, kedua puluh peserta tersebut akan diberi waktu untuk mempresentasikan gagasan usahanya masing-masing di hadapan para juri.
“Tentunya kami mencari milenial dengan jiwa sociopreneur. Tidak hanya seorang visioner yang realistis, selalu ingin belajar dan tidak takut gagal, tetapi juga seseorang dengan jiwa kemanusiaan yang tinggi dan memiliki kreativitas sehingga mampu jadi problem solver untuk membantu atasi masalah sosial yang ada di Indonesia,” jelas Yoris Sebastian selaku Founder & Creative Thinker OMG sebagai salah satu juri.
Senada dengan Yoris, Founder Yayasan Cinta Anak Bangsa, Veronica Colondam mengatakan, “Selain itu, ketika seorang sociopreneur sejati mengalami kegagalan, ia secara konsisten akan menerapkan trial dan improve, menjadi lebih jeli dan tajam dalam melihat peluang, serta dalam memanfaatkan dukungan ekosistem untuk mendukung usaha sosialnya. Dan tentunya, sebuah usaha sosial haruslah profitable, dengan unsur pemberdayaan dan pengukuran dampak yang jelas. Hal-hal tersebut adalah yang juga kami cari di antara sosok 20 peserta terbaik."
Kedua puluh peserta ini mengajukan ide inovasi di seputar sektor kriya, kuliner, jasa dan arsitektur dan desain interior. Mereka adalah Hera Wijaya asal Cirebon dengan ide bisnis Bongsang, Kerupuk Bonggol Pisang, Irman Dede asal Bandung dengan ide homemade souvenir berbahan kayu pinus atau kayu bekas palet, Fadilatul Laela Insan asal Bandung dengan ide A-GIFT (Ambu-Gift), Maya Sari asal Palangkaraya dengan ide tempurung buah karet sebagai bahan bakar alternatif, Sasi Syifaurohmi asal Semarang dengan ide limbah mangrove dan tanaman indigo sebagai pewarna alami batik, Yohana Christina asal Semarang dengan ide Tahu Abad 21, Lailatul Hikmah asal Semarang dengan ide pembuatan produk kerajinan tangan rumah tangga dari kain perca tenun ikat, Dhimas Handhi asal Denpasar dengan ide memproduksi dan memasarkan jamur organik kualitas premium dengan media ampas kopi, Mursyidin asal Makassar dengan ide pengelolaan limbah kayu, dan Hijrah Purnama Putra asal Yogyakarta dengan ide pengolahan jelantah menjadi biodiesel.
Peserta lainnya adalah Fikri Alyandra asal Surabaya dengan ide PARAMPA!, pembuatan papan partikel dari ampas tebu, M. Zainuddin asal Surabaya dengan ide kripik pisang cokelat (pigela) dan keripik bothe level pedas (botheto), Helmy Baharudin asal Surabaya dengan ide memproduksi olahan cumi tanpa tinta menjadi kerupuk cumi, Miftakhul Farid asal Surabaya dengan ide tas SOE ART berbahan kain denim, Sigit Widodoasal Surabaya dengan ide pembuatan baju nusantara berbasis kain tenun Nusantara, Muhammad Yusuf asal Malang dengan ide pembuatan abon sayur, Meybi Agnesia asal Kupang dengan ide bisnis pengolahan pangan berbasis daun kelor, Onia Karlina asal Samarinda dengan ide Boutique Yasera yang dapat menampung dan memasarkan Kerajinan Tangan Tenun Doyo dari Kutai Barat, Azis Pusakantara asal Jakarta dengan ide membuat paving block yang memanfaatkan sampah kantong plastik dan Elven Aprilnico asal Jakarta dengan ide Titik Balik Coffee yang memberdayakan narapidana dan bekas narapidana di lembaga pemasyarakatan.
Setelah proses penjurian esok hari, program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu akan ditutup dengan acara awarding terhadap 3 (tiga) orang pemenang dan pitch deck 20 peserta terbaik dengan konsep Business Conference, yang akan diadakan pada Februari 2019 mendatang. Namun, tidak berhenti sampai di sini, Kopi Kapal Api akan terus mendukung generasi muda Indonesia dalam mewujudkan cita-cita dan mimpi besarnya melalui berbagai kegiatan lainnya.
Reporter : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar