Duta Nusantara Merdeka |
Koperasi sebagai salah satu badan usaha di Indonesia memiliki dinamika tantangan zaman yang terus berubah. Meskipun tantangannya banyak, tetapi mau tidak mau koperasi pun harus mampu beradaptasi dengan zaman.
Jika koperasi tidak bisa dengan segera untuk beradaptasi dengan zaman, maka hanya tinggal menunggu waktu keterpurukannya. Hal ini jangan lantas membuat koperasi menjadi pesimis, tetapi justru harus bersikap sebaliknya. Dimana koperasi bisa membuktikan pada dunia dan masyarakat bahawa koperasi bisa tetap survive di tengah gonjang ganjing zaman.
Lahir dan berkembangnya Teknologi Keuangan (Financial Technology/ Fintech) menjadi tantangan tersendiri bagi koperasi, khususnya Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam. Koperasi yang selama ini sering diidentikan dengan teknologi jadul harus mampu beradaptasi dan segera meratifikasi teknologi – teknologi baru yang relevan. Terlebih fitech saat ini sudah masuk ke sektor peer to peer (P2P) lending.
Fintech sendiri pada dasarnya merupakan layanan jasa keuangan berbasis teknologi, yang tentu memberikan sejuta harapan pada industri keuangan. Misalnya bagaimana industri (lembaga) keuangan ini mampu menghadirkan pelayanan yang cepat dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Singkat kata bisa mempermudah proses pinjam meminjam antara lembaga keuangan dengan masyarakat yang membutuhkan jasa keuangan dari lembaga tersebut.
Kata kunci dalam koperasi, di samping harus mampu memberi kemudahan dalam layanan masyarakat tentu juga harus mampu menjamin agar kredit/ pinjaman yang diberikan tidak menjadi macet. Kata kuncinya tentu ada dalam proses kehati- hatian dalam pemberian kredit dan memberikan program untuk mengedukasi serta pendampingan atas penggunaan dana pinjaman.
Dalam fintech peer to peer, harus mampu menawarkan pinjaman secara cepat dengan syarat dan ketentuan yang mudah, biaya (bunga) rendah dan proses verifikasi yang sederhana. Inilah lembaga keuangan yang terus berkembang saat ini.
Lalu bagaimana Koperasi Kredit dan Koperasi Simpan Pinjam mengimbanginya ? Sekali lagi perlu duduk bersama merumuskan hal – hal strategis ini demi menjaga kelangsungan koperasi agar tetap ada di hati masyarakat Indonesia. Tetapi jika mau beradaptasi dengan perubahan, maka sama saja dengan menentukan hari kematian bagi koperasi.
Maju bersama dan bergerak bersama untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan menjadi kata kunci keberlangsungan koperasi. Masalahnya adalah apakah semua koperasi saat ini sudah siap ? Sementara zaman terus berubah, dan teknologipun terus berkembang. **
Penulis :Dede Farhan Aulawi
(Penggiat Koperasi dan UKM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar