KILAS BALIK BUNG KARNO
PEMIMPIN ALAMI DAN REALITAS
Tahun 2019 sebagai tahun Politik
dan tahun Pesta Demokrasi dengan diselenggarakan Pemilihan Anggota Legislatif
dan Pemilihan Presiden merupakan “ Tahun Panas ” yang menyerempet – nyerempet
bahaya (Vivere Pericoloso) istilag Bung Karno.
Sejarah mencatat bahwa lahirnya
Pemimpin Besar seperti Bung Karno ketika pertama dipilih dan ditetapkan sebagai
Presiden Republik Indonesia oleh Panitia Sembilan, bukan datang dan terjadi
secara tiba – tiba menjdi Presiden begitu saja, semata – mata melainkan melalui
proses panjang perjuangan dan tidak sendirian.
Embrio lahirnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia juga bukan datang begitu saja, akan tetapi proses sejarah
perjuangan dari Sabang sampai Merauke yakni seperti perjuangan Teuku Umar dan
kawan – kawan di Aceh sampai Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Agung di
Jawa, Sultan Hasanuddin di Sulawesi dan Kapitan Pattimura di Maluku, dan lain –
lain.
Kemudian dilanjutkan dengan
perjuangan 1908 Budi Utomo di sana ada Ki Hajar Dewantara dan kawan – kawan,
lalu sampai Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 yang
diproklamasikan oleh Dwi Tunggal Sukarno – Hatta yang kemudian kedunya menjadi
Presiden dan Wakil Presiden yang pertama.
Kilas Balik sejarah ini mencerminkan
bahwa menjadi Pemimpin melalui Proses perjuangan dan dukungan rakyat, bukan
pemimpin Katrol atau Instan atau bikinan. Pemimpin harus lahir yang alami dan
realitas. Rakyat boleh menggadang – gadang atau menggiring dari bawah sampai
ke Puncak Pimpinan tertinggi seperti Presiden.
Generasi pelanjut sebenarnya
harus mencontohkan pola pikir dan jiwa kepemimpinan Tokoh Soekarno – Hatta ini,
sehingga tidak dengan cara memfitnah atau memburuk – burukan lawan politik di
arena pertarungan demokrasi seperti pemilihan Presiden tahun 2019 yang akan
datang ini. Sekarang rakyat rindu pemimpin alami dan realitas tersebut. Rindu
Soekarno – Hatta yang kedua, adakah ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar