Oleh : Dede Farhan Aulawi
Duta Nusantara Merdeka |
Sungguh miris membaca, melihat atau mendengar berbagai kejadian kriminal dengan motif seolah – olah menjadi “orang pintar” atau “paranormal”, dan sebagainya. Di tengah kemajuan zaman yang semakin modern fenomena dan kepercayaan terhadap hal – hal klenik masih banyak dipercaya orang. Melihat fakta masih banyaknya orang yang percaya pada hal – hal yang bersifat irasional, melahirkan berbagai modus kejahatan penipuan dengan berbasis pada sebutan “orang pintar” ini. Di mana ada “demand” maka di sana akan lahir “supply”. Begitu kaidah ekonomi berkata.
Terlebih saat ini biar kelihatan lebih modern, sebagian orang yang mengaku “orang pintar” ini sudah menggunakan istilah *Parapsikologi*. Pada dua istilah ini maknanya sungguh sangat berbeda, baik dari substansi, latar belakang maupun proses. “Orang Pintar” konon biasanya diperoleh dengan olah laku spiritual tertentu, lalu baca mantra – mantra dan sebagainya. Bahkan ada juga yang sekedar mengaku –ngaku “orang pintar” saja.
Sementara Parapsikologi merupakan kajian ilmiah terhadap kejadian – kejadian yang dianggap aneh atau tidak logis. Disiplin ilmu Parapsikologi sudah lama diteliti dan dikembangkan di Koestler Parapsychology Unit - University of Edinburgh, Psychology of Paranormal Phenomena Research Group -University of Derby, Consciousness and Transpersonal Psychology - Liverpool John Moores University, Centre for the Study of Anomalous Psychological Processes - University of Northampton, Anomalistic Psychology Research Unit - Goldsmiths, University of London, dan lain – lain.
Awalnya penelitian ilmiah ini sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 1882 oleh Arthur Balfour, Charles Richet dan William Crookes, dan kawan – kawan yang tergabung di dalam Society for Psychical Research (SPR) di London.
Parapsikologi yang diteliti oleh lembaga – lembaga riset di atas secara umum meneliti Extra Sensory Perception/ESP atau lebih dikenal dengan sebutan indra keenam. Ada juga penelitian terkait interaksi pikiran dengan suatu objek materi atau biasa dikenal dengan istilah psikokinesis. Ada juga Out of Body Experience (OBE) atau pengalaman keluarnya ruh dari jasad.
Sebagian ahli parapsikologi menyebutnya Spritual Adventure. Lalu ada Near of Death Experience (NDE) semacam mati suri atau pengalaman menjelang / setelah kematian. Ada juga yang namanya Regression Progresif yaitu perjalanan ke masa lalu, dan berbagai fenomena lainnya.
Di samping itu ada juga penelitian yang tidak kalah menariknya, seperti Mind to Mind Communication atau dikenal dengan istilah Telepati. 3C (Clairvoyance, clairvoyance, Clairaudience) yaitu merasakan, mendengar dan melihat kehadiran “sesuatu” yang tidak terlihat. Semua fenomena irasional itu akan diuji di laboratorium – laboratorium lembaga riset dengan pendekatan metode ilmiah (scientific approach).
Itulah tugas lembaga riset untuk menguak tabir di balik berbagai fenomena rahasia itu. Namun demikian tentu belum tentu semua fenomena bisa diungkap, karena hal – hal yang bersifat gaib akan selalu menjadi rahasia Allah, Tuhan pencipta alam semesta.
Namun demikian masyarakat dihimbau untuk selalu berhati – hati dan waspada terhadap kemungkinan adanya kejahatan berbasis “orang pintar’ dan sebagainya. Orang pintar yang baik biasanya tidak mengiklankan diri, tidak menentukan tarif, ikhlas dalam membantu orang dan dia akan dicari orang. Bukan dia yang mencari – cari orang - orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar