Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Kondisi kota metropolitan khususnya di Jakarta dengan berbagai tempat hiburan dan pergaulan bebas menyebabkan banyak kaum Milenial atau generasi muda penerus bangsa terlibat penyalahgunaan narkotika, wujud nyata kepedulian bersama ini dengan semangat menuju Indonesia Bersinar (Bersih dari Narkoba) direspon cepat
Dewan Pengurus Pusat Institusi Penerima Wajib Lapor Badan Koordinasi Nasional Garda Mencegah Dan Mengobati (DPP Bakornas GMDM) dengan mengandeng Persekutuan Anak Hamba Tuhan (PAHAT) untuk menyelenggarakan Seminar Bahaya Penyalahgunaan Narkoba dan Deklarasi Indonesia Bersih Dari Narkoba (BERSINAR), yang dilaksanakan di Glow Fellowship, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
GMDM menggandeng Salah satu pemateri yang hadir adalah staf ahli Badan Narkotika Nasional (BNN) Brigjen (Pol) Dr. Victor Pudjiadi, SPB., FICS., DFM. Pada sesi itu Dr. Victor menguraikan bahaya penyalahgunaan narkoba yang ditinjau dari aspek kesehatan, psikologis dan agama. Dia juga menjelaskan, bahwa bahaya penyalahgunaan narkoba memiliki korelasi kuat dengan penyebaran sejumlah virus dan penyakit menular, yakni HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom).
Yang terpenting, menurut Victor, salah satu kunci untuk tidak menggunakan atau lepas dari jerat narkoba adalah pilihan untuk berani bersikap dan mengatakan “Tidak Pada Narkoba”.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai ujud kepedulian sebagai anak bangsa atas meningkatnya penyalah gunaannya ditengah-tengah masyarakat khususnya, dikalangan generasi muda penerus bangsa diseluruh Indonesia.
“Hidup adalah pilihan. Mau pilihan, Tentunya kita tidak mau pakai narkoba, 'ujar Dr. Victor di hadapan peserta seminar yang didominasi oleh kaum remaja dan pemuda.
Pembicara di sesi kedua datang dari Yayasan PIONIR (Pemuda Indonesia Bersinar) Richard Stevanus Nayoan. Richard membagikan kisahnya semasa mensosialisasikan bahaya narkoba di dua bekas lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, Richard ikut menjadi saksi betapa besarnya efek destruktif dari prostitusi dan narkotika bagi anak-anak yang hidup di tempat itu. Menurutnya, penutupan dua lokalisasi tersebut merupakan sebuah jawaban Tuhan.
Ketika ditanyakan mengapa mengajak para remaja anak hamba Tuhan dalam acara ini, Stephen menjawab “Banyak remaja kristiani kena kasus narkoba, kelihatannya rajin ibadah dan ke gereja tapi kena juga.
Keadaan itu dimanfaatkan oleh pihak asing untuk mengambil keuntungan, di antaranya dengan memanfaatkan wilayah Indonesia sebagai pasar potensial peredaran narkoba.
“Dari lima orang yang saya tangkap, dua orang di antaranya pasti ada yang Kristen. Mulai dari nama Yohanes, Petrus hingga Alexander,” ungkapnya dengan nada penyesalan, Beberapa modus pelaku kejahatan narkoba yang tidak segan melibatkan anak kecil sebagai kurir, contohnya jangan mau kalau ada yang meminta mengantarkan paket yang tidak jelas isinya.
Sekarang ini sudah banyak yang berpura-pura meminta membawakan air mineral, padahal isinya adalah carian sabu-sabu sehingga kini masih banyak oknum penegak hukum yang mencoba bermain mata dengan pelaku kejahatan narkotika. Namun tindakan tegas tetap. 'Banyak sekali teman saya yang masuk penjara karena mereka.
Jadi melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan positif kepada masyarakat bahwasannya pemerintah serius menangani permasalahan tersebut serta diharapkan turut serta masyarakat untuk dapat bergerak bersama dalam kepedulian dan memiliki rasa tanggung jawab atas upaya pencegahan dan penanggulangan, tutup Hans Mathius Tjahjadi, selaku Ketua PAHAT. **(Red-127)
Kontributor DNM : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar