Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) resmi diluncurkan, ICEF adalah sebuah platform dialog yang diinisiasi oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam rangka bertukar gagasan dan pemikiran inovatif untuk mendorong transformasi menuju sistem energi yang rendah karbon ICEF terdiri dari 25 individu dan berbagai latar beiakang yang memiliki jaringan dan pengaruh serta komitmen untuk menbuat perubahan di sektor energi.
ICEF dipimpin oleh Prof Dr. Kuntoro Mangkusubroto. Dialog dan interaksi di ICEF diharapkan dapat menghasilkan analisis yang tajam dan dapat menjadi rekomendasi pemerintah untuk rmendorong pengembangan energi terbarukan, dalam rangka mencapai target Kebijakan energi Nasionai (KEN/Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), sebesar 23 % di 2025 dan 25% di 2030.
Menurut Ketua Dewan Penasihat ICEF, Prof Dr Kuntoro Mangkusubroto " ICEF merupakan wadah untuk berbagi dan bertukar gagasan yang obyektif dan inovatif mengenai transformasi di sektor ketenagalistrikan. Profil anggota ICEF yang unik dan beragam dapat membantu untuk menyampaikan pesan kepada pemangku kepentingan yang lebih luas.
Perubahan yang cepat terjadi di sektor energi dalam bentuk dekolonisasi, digitalisasi dan desentralisasi pembangkit, serta demokratisasi penyediaan listrik dimana konsumen sekaligus menjadi produsen (prosumer) menciptakan ancaman sekaligus peluang bagi sektor energi, khususnya sektor kelistrikan di Indonesia.
Penyediaan listrik yang masih bertumpu pada bahan bakar fosil (batubara, minyak dan gas alam) saat ini dan kecenderungan untuk memperbesar porsi pembangkit batubara di masa depan meningkatkan risiko finansial dari stranded asset dan aset aset pembangkit dan tambang di masa yang tidak tertalu jauh.
Risiko risiko tersebut diperkuat dengan adanya sejumlah kecenderungan seperti harga teknologi energi terbarukan semakin murah dan kompetitif tingkat efisiensi perangkat listrik yang semakin tinggi, dan tekanan internasional yang semakin kuat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, khususnya dari sektor energi, untuk mencapai target Paris Agreement.
Bagaimana Indonesia bisa melakukan transformasi energi menuju energi bersih secara berkeadilan membutuhkan kajian dan persiapan yang serius serta komitmen politik dari berbagai pemangku kepentingan Transformasi energi membutuhkan investasi yang besar untuk energi terbarukan, jaringan dan penyimpan dalam satu dekade mendatang disisi lain perlu ada nasionalisasi terhadap rencana pembangunan PLTU batubara dan kontrak kontrak batubara.
Studi yang dilakukan Carbon Tracker (2018) menunjukan bahwa investasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan harga listriknya akan lebih murah dibandingkan dengan menbangun PLTU baru pada 2027/2028 Melalui interaksi dan dialog yang inovatif.
ICEF dimaksudkan untuk menjadi katalis proses transformasi tersebut, dan sekaligus membantu memperkuat komitmen politik pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
"Arah kebijakan energi dan kelistrikan Indonesia hari ini bertolak belakang dengan trend global. Kondisi ini akan meningkatkan risiko-isiko finansial bagi aset PLN dan IPP seiring dengan semakin kompetitifnya harga energi terbarukan. Harga listrik dari solar pv dan battery storage akan lebih murah dibandingkan dengan listrik dari jaringan (grid) pada petengahan dekade mendatang.
Pemerintah dan perusahaan listrik perlu menyadari ancaman ini dan mulai melakukan transformasi bisnisnya," ujar Fabby Tumiwa selaku Direktur Eksekutif IESR.
Dalam peluncuran ini juga diselenggarakan INDONESIA Energy Transition Dialogue forum (IETDF), sebuah forum pertemuan tahunan yang diselenggarakan oleh ICEF bersama IESR.
ICEF bagi para pemangku kebijakan, ahli, praktis, dunia bisnis serta pengamat untuk berbagi ide, pengetahuan terkini serta praktik terbaik mengenai transisi energi baik di tingkat global dan nasional. IETDF membawa topik topik terbaru dari diskursus transformasi energi di tingkat global untuk konteks INDONESIA, yang dibawakan oleh para pakar dan praktisi yang mumpuni dari berbagai institusi internasional yang terkemuka.
IETDF 2018 membawa tema "Pengalaman Terbaik dalam Melakukan Transisi Energi" dari konteks kebijakan, regulasi, strategi investasi transformasi perusahaan (corporate transformation), perencanaan infrastruktur kelistrikan, dan integrasi jaringan dengan pembangkit energi terbarukan intermittent (VRE).
Dalam IETDF 2018, para pembicara internasional berasal dari Australia. Cina, Denmark, Inggris, Jerman, Perancis, Italia/Singapura dan pembicara terkemuka dari Indonesia yang berasal dari Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, PT PLN, dan pelaku usaha dan organisasi profesi di INDONESIA.
IETDF akan dilaksanakan dengan tema yang berbeda, menyesuaikan dengan perkembangan diskursus energi di tingkat global. Kehadiran IETDF diharapkan dapat mendorong pemahaman yang lebih baik tentang situasi terkini dari perkembangan sistem energi serta melahirkan strategi yang inovatif dan efektif untuk mendorong pembangunan energi terbarukan di tanah air. **(Red-79)
Kontributor DNM : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar