Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Produk unggulan narapidana yang dijamin berkualitas dan telah melalui proses kurasi ketat dari para expert, serta yang lebih penting lagi bernilai jual tinggi dan telah diekspor ke manca negara, akan dapat disaksikan oleh masyarakat umum pada gelaran The art exhibition of Napi Craft, kerjasama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dengan Yayasan Second Chance.
Pameran dilaksanakan selama sepekan ini, dibuka secara resmi hari rabu 31 Oktober 2018 pukul 08.30 WIB s/d 13.00 wib bertempat di Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua, Jakarta dengan Narasumber Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami dan ketua dan pendiri Second Chance Foundation, Evy Amir Syamsudin.
Pameran seni karya narapidana “NAPI Craft” kembali digelar untuk yang ketujuh kalinya di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta pada 31 Oktober– 7 November 2018. Mengusung tema “HOPE”, acara ini merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dengan Second Chance Foundation, yayasan yang bergerak dalam pendampingan pembinaan narapidana.
Berbagai karya narapidana yang dipamerkan dalam acara tersebut antara lain rajutan, scan art, lukisan piring, sula pita, olahan lintingan koran, boneka, batik, lukisan, Al Quran raksasa, kaligrafi, robot korek api, meja catur batok kelapa, serta berbagai produk kreatif lainnya. Tidak hanya itu, berbagai demo pembuatan produk kreatif serta berbagai pertunjukan seni oleh narapidana akan meramaikan pameran setiap harinya
Sebelum diselenggarakan di Museum Seni Rupa dan Keramik yang terletak di kawasan Kota Tua Jakarta, NAPI Craft telah diselenggarakan di berbagai tempat antara lain Gedung The East, Grand Indonesia Shopping Mall dan Jakarta Convention Center Hall Senayan.
Saat membuka pameran, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami mewakili kemenkumham yassona H. Laoly mengungkapkan kebanggaannya atas terselenggaranya pameran Napi Craft. Terlebih, sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2012, NAPI Craft telah berhasilkan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap isu pemasyarakatan.
“Saya berharap dengan adanya pameran ini para narapidana bisa terus mengembangkan kreativitas dan minatnya atas kesenian sehingga walaupun mereka berada di tempat yang terbatas, namun kreativitas mereka tidak terbatas,”.
Selanjutnya Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami menegaskan bahwa terselenggaranya NAPI Craft 2018, berharap kegiatan kerja narapidana tidak hanya sebagai pengisi waktu selama berada di lapas/rutan, tapi juga sebagai modal keterampilan dan mendorong ekonomi kreatif. Apalagi karya yang dihasilkan bernilai jual tinggi dan berkualitas internasional,” ungkap Utami.
Sementara itu, ketua dan pendiri Second Chance Foundation, Evy Amir Syamsudin, memberikan pujian terhadap hasil karya para narapidana.
“Hal yang menjadi nilai positif dari produk narapidana adalah dengan segala keterbatasan fasilitas yang ada, mereka mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang sangat baik,” pujinya.
Evy juga mengungkapkan harapannya agar melalui acara tersebut masyarakat lebih memahami perasaan dan harapan narapidana di balik jeruji besi. Selain itu juga mengajak masyarakat untuk peduli dan bersama-sama mewujudkan kesempatan kedua bagi narapidana yang mau berubah.
Second Chance Foundation merupakan salah satu mitra Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam pemberian pendampingan terhadap narapidana. Tidak hanya itu, dengan semangat narapidana memiliki hak untuk diberikan kesempatan kedua dalam memperbaiki kesalahannya, Second Chance Foundation turut memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai potensi dan kesempatan pada narapidana untuk berubah menjadi lebih baik. **(Red-12)
Reporter DNM : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar