Duta Nusantara Merdeka | Labuan Bajo - NTT
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia, (TPDI) Petrus Selestinus,SH, menyayangkan sikap oknum polisi yang bertugas pada SPKT Polres Manggarai Barat (Mabar) Nusa Tenggara Timur (NTT) Rabu, (04/10) kemarin, lantaran mem-bully seorang ibu paruh baya berinisial (Y) yang datang melaporkan kejadian di rumahnya.
Peristiwa bermula saat ibu itu menyambangi Mapolres Manggarai Barat dan menjumpai anggota SPKT yang sedang piket saat itu, dengan tujuan ingin membuat laporan polisi (LP) tentang anak babinya yang habis dimakan anjing milik tetangga.
Menurut Kordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Salestinus,SH,bahwa prilaku oknum polisi tersebut tidak etis apalagi sampai mempermainkan masyarakat seperti itu.
“Sikap Polisi sangat tidak etis merespons pengaduan masyarakat, nampak jelas Polisi mempermainkan Ibu yang datang mengadu. Sikap hormat terhadap rakyat kecil yang datang mengadu nihil, malah Ibu itu dipermainkan dengan bahasa meminta supaya anjing dan babinya datang melapor", kesal Petrus.
Pihaknya meminta, Kapolda NTT harus memperbaiki model pelayanan masyarakat di kalangan anggota Polisi di NTT, karena bagian SPKT itu adalah bagian dari wajah Polri (ada mata, hidung, telinga) untuk mendengar, melihat dan mencium sesuatu dengan cepat dan santun, bukan malah melecehkan masyarakat,” ujar Petrus melalui pesan singkatnya ,Rabu (03/10),kemarin.
“Mentang-mentang yang datang itu seorang Ibu yang miskin, coba kalau yang datang itu berdasi dan bawa tas kecil, pasti perlakuannya berbeda",kata Petrus.
Menanggapi kejadian ini,pihaknya berencana melaporkan oknum polisi tersebut "Kita akan laporkan (masalah ini) ke Kompolnas dan Propam agar para Polisi di SPKT di Polres Manggarai Barat itu ditindak,” ujarnya.
Menanggapi hal ini Kapolres Manggarai Barat AKBP. julisa Kusumawardhana,SIK mengaku, benar peristiwa tersebut terjadi di SPKT Polres Mabar,Julisa menyesalkan kejadian tersebut bahkan dirinya sudah menyampaikan pemohonan maaf kepada keluarga dari ibu tersebut.
"Sebagai klarifikasi dari kami, memang benar peristiwa tersebut terjadi di SPKT Polres Mabar, sebagai pimpinan Polres Mabar saya menyesalkan terjadinya peristiwa ini dan sudah menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga ibu Y yang berada dalam video tersebut, dan untuk anggota sudah dilakukan proses pemeriksaan secara internal", kata Kapolres Manggarai Barat melalui pesan singkatnya,
Kamis,(05/10).
Dijelaskannya juga bahwa pihak polres Mabar sudah mendapatkan informasi dari putra sulung ibu tersebut bahwa ibu Y memiliki gangguan kejiwaan.
"Saya juga mendapatkan informasi dari putra sulung beliau kalau Ibu Y ini memiliki gangguan kejiwaan dan pernah dirujuk untuk berobat di RSJ Maumere oleh dokter setempat", terangnya.
lebih jauh Kapolres Manggarai Barat Julisa, menuturkan bahwa, Ibu Y ini kerap datang ke SPKT Polres untuk membuat laporan dengan hal-hal yg berbeda beda, sehingga terlihat dari perilakunya menderita gangguan kejiwaan, sehingga anggota memvideokannya.
Terhadap prilaku oknum anggotanya, Kapolres Manggarai Barat mengaku tidak dibenarkan meskipun ibu tersebut dalam kondisi gangguan jiwa.
"Namun demikian tidak dibenarkan perlakuan terhadap beliau (ibu-red), meskipun dalam kondisi gangguan jiwa, oleh karenanya kita ambil tindakan terhadap anggota tersebut",tegasnya. **(Red-36)
Kontributor DNM : Louis Mindjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar