DNM.com (Jakarta)
Persekusi aktivis #2019GantiPresiden mungkin sudah mereda. Hampir dikatakan nihil para pelaku persekusi yang dilaporkan ke polisi ditindak-lanjuti ke ranah hukum.
"Ibarat Mike Tyson dibekap tangannya dan dikeroyok serta dipukuli oleh anak-anak nakal, maka Tyson akan jontor juga. Nah, seperti itu pula, kekuatan rakyat yang kuat untuk merubah rezim ini dengan kepemimpinan baru diperlakukan tidak fair oleh penjaga ketertiban masyarakat." Jelas Sekjen Front Pribumi Hans Suta Widhya, Senin (24/9)pagi di Jakarta.
Menurut Hans hastage 2019GantianDong jauh lebih mengena (#2019GantianDong).
Seruan ini disampaikan Front Pribumi dengan maksud pendidikan politik bagi masyarakat, bahwa kita harus punya pembanding antara Presiden Jokowi dan Prabowo dengan cara bersepakat melihat bersama-sama antara pro Prabowo dan pro Jokowi untuk memilih pilihan nomor 2 bersama-sama.
"Tinggalkan dulu sejenak Jokowi pada 17 April 2019 untuk membuktikan bahwa Prabowo bisa bekerja lebih baik untuk negara dan bangsa. Bila ternyata Prabowo tidak mampu memimpin negara dan bangsa ini jauh lebih baik, maka 2024 dengan ikhlas para pendukung Prabowo mesti jujur memilih kembali Jokowi untuk periode 2 kali berkuasa." Jelas Hans dengan tangkas.
Menurut Hans, ide #2019GantianDong sangat logis dan penuh dengan ajaran Pancasila, yaitu Sila keempat. Ia yakin di situ masyarakat akan diajarkan untuk berpikir logis dalam membandingkan antara seseorang dengan seseorang lainnya dengan masa tugas yang sama.
"Tidak seperti saat ini, prestasi seorang Presiden dengan latar belakang bekas Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Solo dibandingkan dengan eks Dankopassus Letjen Purn.Prabowo Subiyanto tentunya sangat tidak tepat." Tutup Hans pada awak media. **(Red-125)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar