DNM.com (Tangerang) Ijtima Ulama Jilid II penting untuk kenyamanan ummat demi menentukan pilihannya ( urgensinya ijtima ulama II bagi ummat islam pengikut IB Habieb Rizieq Shihab Sebagaimana diungkapkan, Kadivhukum PA 212, juga Ketua Aliansi Anak Bangsa (AAB) Damai Hari Lubis, Senin (3/09)
Menghadapi tahun politik jelang pilpres 2019 , pasca pemilu Pilkada, Pilbup & Pilwalkot ( Pemilihan Kepala Daerah dan Waliota/ Bupati, Tahun 2018 ) beberapa bulan yang lalu. Serta menyusul tahun depan Pileg dan Lilpres ( 2019 ), mayoritas umat Islam masih banyak yang gamang oleh karena banyaknya manuver politik dari para politikus negeri ini serta para anggota dan pendukung masing masing partai.
Terkait judul tersebut diatas Kami selaku ketua Aliansi Anak Bangsa, Damai Hari Lubis coba memberi makna dan kepentinganan Ijtima Ulama menghadapai pilpres 2019, dihubungkan dengan akan digelarnya kembali Ijtima para ulama jilid II, atau Ijtima Ulama ke - 2
" Ijtima Para Ulama telah selesai dengan hasilnya rekomendasi Calon Presiden yang didukung oleh para ulama dibawah komando Imam Besar Ummat Islam RI. Habieb Rizieq Shihab , yang publik tahu ijtima ulama dimaksud, telah usai terselenggara pada tanggal 27, 28 dan 29 Juli 2018 di Slipi , tepatnya di Menara Peninsula Hotel, Jakarta Barat. Dengan susunan panitia penyelenggaranya adalah GNPF Ulama/ sebelumnya bernama Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia / GNPF MUI, dengan susunan kepanitiaan salah seorangnya aktifis muslim senior H. Munarman bersama panitia perwakilan ulama Ustad Sukma ".
Ijtima Ulama di Slipi tersebut menghasilkan Rekomendasi Capres tunggal yakni Prabowo Subianto/ PS , dengan cawapres alternatif , pertama DR . Salim AlJufri Assegaaf / SAA dan yang ke-dua adalah Ustad Abdul Somad / UAS.
Entah karena apa cawapres yang direkomendasikan para ulama terhadap nama pertama SAA, tidak dilirik oleh PS, bahkan sepertinya tidak mendapat dukungan dari partai-partai pendukungnya yang berkoalisi, dengan nama Koalisi Ummat Kebangsaan yakni Gerindra , PKS serta PAN, belakangan bertambah dengan dukungan Partai Demokrat, malah PS dengan partai koalisi ummat kebangsaan langsung antusias justru melakukan singgle aproach kepada UAS .
Hasilnya ternyata UAS menolak untuk dijadikan Cawapres dari PS. Tiba -tiba muncul nama lain yaitu Sandi Solahudin Uno / Sandi Uno yang kini resmi terdafatar di KPU menjadi Cawapres dari PS .
Selayaknya sebelum memilih UNO pasca menolaknya UAS sebagai Cawapres , PS/ Koalisi Ummat Kebangsaan / KUB , tidak berlagak jumawa, mestinya introspeksi berapa kali dirinya kalah ? Ummat masih mencatatanya , PS kalah saat menjadi Cawapresnya Megawati dan sebagai Capres yang berpasangan dengan Hatta Rajasa.
Bercermin dari kekalahan-kekalahannya, maka alangkah lebih bijaksana bagi PS untuk tetap konsisten saat itu merujuk rekomendasi ulama, terlebih lagi dirinya mengaku sebagai seorang muslim
Artinya PS dan Petinggi Partai Partai Koalisi Ummat Kebangsaan/ PUK sebaiknya meminang SAA ( mantan Dubes Saudi dan Kerajaan Omman serta Mensos era presiden SBY ) selain dirinya ( SAA ) adalah masuk dalam daftar nama cawapres diurutan pertama rekomendasi hasil ijtima ulama Slipi.
Maka andai saja sebagai kandidad/ cawapres dari PS. serta partai pendukung yang tergabung dengan inisial Koalisi Ummat Kebangsaan menjatuhkan pilihannya agar PS berpasangan dengan kandidad SAA, sesuai ijtima ulama di Slipi tersebut, sebenarnya tidak ada lagi ijtima ulama jilid II/ ijtima ulama ke - dua
Maka pertimbangan apa sehingga ada ijtima kedua tersebut, telah terurai jelas diatas , bahwa Sandi Uno bukanlah hasil rekomendasi ijtima para ulama Slipi, sehingga apabila terhadap 2 ( dua ) figur pilihan SAA tidak termufakati, alangkah sangat beradabnya PS plus koalisi ummat untuk minta rekomendasi figur alternatif lagi dari si pemberi rekomendasi yaitu para ulama yang yang melakukan ijtihad politik dimaksud, adapun masalah waktu pengadaan ijtima adalah relatif dan amat tehnis, bisa saja PS dan Koalisi ummat sekedar minta persetujuan bahwa terhadap calon para ulama yang sebelumnya direkomendasi/ SAA , untuk digantikan oleh figur yang mereka inginkan yakni Sandi Uno
Para Ulama yang melakukan ijtima pun bukan tidak melihat gelagat atau gejala-gejala yang berkembang pasca penolakan UAS yang serta merta mengesampingkan SAA, terbukti muncul reaksi pro aktif Para Ulama Pemutus ijtima Slipi dengan merekomendasikan kembali 2 ( dua ) nama tokoh ulama lagi, sebagai alternatif pengganti cawapres SAA dan UAS yang telah terekomendasi sebelumnya, yakni dengan Ustad A. Gymanstiar atau yang panggilannya A'a Gim serta yang ke - 2 adalah Ustad Arifin Ilham
Akan tetapi tanpa ada alasan serta penolakan yang jelas , atau kalau boleh dikatakan "menyepelekan" alternatif pengganti cawapres tambahan dimaksud, PS selaku Capres langsung "menjawab reaksi dari para ulama dengan semakin tidak beradab ", PS mengikrarkan pasangan cawapresnya melalui publikasi dihadapan beberapa media berita di ibukota yang isinya berupa statemen bahwa Sandi Uno adalah pasangannya sebagai cawapres, dan segera setelahnya beberapa jam kemudian mendaftarkan diri mereka ke KPU sebagai calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019- 2024.
" Sudahlah saat ini semuanya bagai nasi telah menjadi bubur " terang Damai.
Solusinya saat ini yang terpenting bagaimana membangun kembali kepercayaan ulama terhadap PS, karena identik dengan bagaimana membangun kepercayaan terhadap ummat how to build the trust of Muslims ?
Terhadap pasangan PS - Sandi yang didukung partai koalisi ummat kebangsaan/ KUK , berdampak menjadi problem yang sungguh dilematik bagi 66 ( enam puluh enam ulama ) ulama yang turut hadir dalam melakukan ijtihad ulama di Slipi yang telah merekomendasikan nama-nama cawapres SAA dan UAS' sehingga dilema aura hawa panasnya terasa sampai kepada ummat umumnya.
hususnya bagi ummat pengikut maupun simpatisan para ulama yang melakukan ijtihad di Slipi dimaksud , yang mana jauh hari sebelumnya , pra histori ijtima Slipi, jujur mereka ummat pada umumnya sudah mendapat isyarat langsung dari para ulama pengikut serta para ulama simpatisan setia IB HRS serta merekapun sudah berikrar #gantipresiden 2019 siapapun lawanya !
Ganti presiden bagi para ulama serta aktifis muslim/ litas SARA ( nasioalis ) simpatisan Sang Imam Besar adalah wajib melihat tingkah polah rezim yang memusuhi ulama serta memusuhi aktifis muslim dan nasionalis yang bersebrangan dengan rizim penguasa, hal ini dirasakan amat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara serta bertanah air bagi semua personal anak bangsa.
Nampak kasat mata adanya kriminilisasi - kriminilisasi , bahkan terbukti beberapa kasus yang motif dasarnya adalah kriminilisasi terhadap ulama serta aktifis, lalu kemudian terhadap mereka ( ulama dan aktifis ) telah ditetapkan status Tersangka / TSK dan kemudian setelah membuang waktu dan enerji , status TSK oleh rezim melalui hamba hukumnya telah dilakukan pencabutan status melalui di SP-3, sementara yang jelas - jelas pelanggaran hukum dimuka umum yang dilakukan oleh SSP orang dekat rezim penguasa turut juga di SP- 3 kan. Walau entah kapan para saksi termasuk dirinya di BAP dan pernah berstatus TSK ?
Bahkan ada oknum anggota DPR RI Vik*** L beredar viral yang mengajak orang untuk melakukan pembunuhan secara massal terhadap ummat manusia, miris terhadap dirinya selaku terlapor diperiksa awal 1 kalipun tidak, hingga saat ini
Sehingga berkesan aneh dari sudut pandang penegakan hukum positif yang dilakukan oleh rezim penguasa saat ini.
Kembali kepada rencana Ijtima Para Ulama ke - 2 oleh karena tidak diikuti dengan benar rekomendasi hasil ijtima ulama (Slipi) ke - 1, maka wajar muncullah akan adanya agenda ijtima ulama ke -2
Dasar rekomendasi para ulama dalam ijtima ke - 2 ini bukan main pentingnya, karena ummatvyang mendukung diprediksikan bisa saja abstain atau berbalik arah dengan nyatakan dirinya pilih K.H. Maruf Amin Bukan Jokowi ? Atau berslogan dari ganti presiden menjadi ' pertahankan presiden ' karena emperis melihat secara fakta adanya kekesalan ummat bahwa saran ulama yang mereka panuti tidak diindahkan sebagaimana mestinya.
Maka inisiatif terhadap gagasan yang muncul akan perlunya ijtima ke - 2 ini amatlah penting dan brilian, tujuan utamanya tidak lain adalah demi kebaikan serta keyakinan ummat muslim agar tidak gamang menentukan pilihannya tentang siapa yang akan menjadi umara , sebagai penguasa tertinggi di RI.
Tahun 2019 ini, tentu didalamnya terdapat mata kuliah atau pembelajaran tentang adab bagaimana seharusnya etika moral terhadap ulama, seperti kebiasaan yang hidup dan berjalan ( adat istiadat) selama ini , serta tentang adab yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW :
Sesungguhnya para ulama itu adalah penerus para nabi ( ambiyaa walmursalin ), hal ini perlu digaris bawahi serta diingatkan kepada pasangan calon.
Menurut saya selaku aktifis yang bersama sama dengan teman teman dari GNPF Ulama, TPUA , Korlabi, Aliansi Anak Bangsa dan banyak lagi kelompok elemen- kelompok elemen perjuangan masih tetap konsisten untuk ganti presiden 2019, yang sampai saat ini tetap berada diposisi selaku jamaah yang amanah terhadap para ulama pengikut Imam Besar Ummat Islam RI HRS , untuk bersama-sama mendorong tegaknya supermasi hukum dalam koridor amar ma'ruf nahi munkar dinegeri ini.
Sehingga menurut kami Ijtima Jilid II adalah solusinya, dengan cara Klarifikasi langsung oleh PS serta KUK terhadap Para Ulama, termasuk mengobati serta mendinginkan hati ummat yang merasa ulama - ulama mereka dilecehkan
Untuk itu saya selaku pribadi dan mewakili teman- teman aktifis yang sepikiran (bagian dari ummat muslim dalam arti luas) menghimbau serta mengharapkan demi kebaikan ummat pada lingkup besar, demi kepentingan saudara-saudara sesama anak negeri dari multi golongan serta lintas SARA, untuk kedepannya dalam segala sektor kehidupan, maka hendaknya *PS dan Para Pimpinan Partai Koalisi Ummat* wajib hadir pada saat ijtima Jilid II/ Ijtima Ulama ke - dua yang tidak lama lagi akan digelar, serta pada saatnya dalam acara dimaksud mereka wajib untuk ;
1. Klarifikasi dengan memberikan penjelasan langsung dihadapan para ulama peserta Ijtima tentang alasan gagalnya figur Cawapres Ulama sesuai rekomendasi ulama ke - I / pertama di Slipi Dan bagaimana proses perjalanan dipilihnya Sandi Uno sehingga Ulama Yang Secara Tawadhu Telah Melakukan Ijtihad Pertama dan Ijtma Jilid II/ kedua nanti menjustifikasi ( ikhlas dan rela menyetujui ) dipilihnya Sandi Uno menggantikan Cawapres Ulama DR. SALIM JUFRI ASSEGAAF termasuk alternatif pengganti DR. SAA yaitu AL Ustad A'a Gym dan Al Ustad ARIFIN ILHAM
2. PS - SANDI dan Pimpinan Koalisi Partai Koalisi Ummat harus membuat ikatan perjanjian (PAKTA INTEGRITAS) dengan Para Delegasi Ulama Yang Hadir, bahwa dalam Kepemimpinan mereka kelak ( PS - SANDI ) bila Allah Meridhoi terpilih mengalahkan Petahana Capres Joko Widodo dan pasangannya Cawapres KH. MA, sehingga mereka PS dan SANDI menjabat selaku Presiden dan Wakil Presiden periode 2019 - 2024 benar - benar berbuat untuk kemaslahatan agama (Ummat Muslim) Bangsa & Negara.
Poin demi poin didalam pakta integritas akan disepakati bersama antara PS - Sandi + KUK disatu fihak dengan fihak lainnya yakni delegasi para ulama ( mewakili para ulama ) yang dikomandoi IB HRS , dan yang terpenting terhadap pakta integritas dimaksud PS dan Sandi menjamin bahwa semua klausula pada pakta integritas / Traktat yang dibuat akan direalisasikan bukan sekedar retorika serta teori belaka atau Statemen palsu yang dibuat hanya sekedar formalitas belaka, hanya faktor demi mendapatkan dukungan para ulama dan ummatnya.
Insya Allah, bila kedua poin tersebut diatas terealisasi, maka kedua hal tersebut adalah jalan terang serta mulus yang dapat meyakinkan Para Tokoh Ulama Peserta Ijtima Ulama Jilid II yang hadir maupun yang terwakili, mereka para ulama akan lebih mudah menghimbau, menggerakkan , meyakinkan ummat serta perintahkan ummat Pilih Pasangan Calon Presiden Pabowo Subianto dan Cawapres Sandi Uno.
Maka dapat dibayangkan pengikut IB HRS dan Para Ulama Yang Menghadiri Ijtima Jilid II, Serta Para Ulama pengikut beliau yang terwakili pada saat ijtima Jilid II, akan saling sambut , menggema serta mendapat dukungan gegap gempita disetiap propinsi / daerah, Kota/ Kabupatenl, sampai Kecamatan hingga desa / Kelurahan , selaku ummat pengikut serta simpatisan IB HRS, merasa wajib agar beri dukungan riil dan full selaku kontituen baik moriil maupun immoriil untuk menangkan pasangan PS Sandi Uno pada pemilu pilpres 2019.
Semoga poin - poin yang diharapkan sebagai balasan dukungan dari para ulama beserta ummat kepad PS Sandi kelak di 2019 melaui Ijtima Ulama Jilid I dan Jilid II tidak akan dibalas hanya berupa sekedar Check Kosong yang benar - benar melompong, sehingga tidak causalitas melahirkan Ijtima Jilid III atau bahkan ironis PS - SANDI terkena PUK. **(Red-19)
Sumber : Damai Hari Lubis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar