Bagi kita yang mengikuti jaman PROMEG dengan kasus KUDA TULI 1996 bisa menjadi kaca benggala sejarah dimana saat itu Megawati mendapat perlakuan tidak adil oleh pihak keamanan jaman Sutiyoso menjadi Pangdam Jaya .
"Apa yang terjadi kemudian? Persekusi itu merobohkan semua tatanan politik bak menebar angin menuai badai yang berakhir dengan reformasi dan runtuhnya Orde Baru." Komentar Prihandoyo Kuswanto pada Jumat (31/8) pagi di Surabaya.
Pihak keamanan lupa diri dan tidak mau belajar dengan sejarah bangsanya. Merasa di atas angin dan kekuasaan ada digenggamannya dengan mudah mempersekusi para pengiat #2019GantiPresiden. Bukankah hak berkumpul, berserikat, mengeluarkan pendapat dijamin UUD 1945?
Menurut Prihandoyo, ia alami sendiri karena Minggu(26/8) pagi berada dalam barisan pengunjuk rasa di sekitar Monumen Pahlawan, Surabaya.
Mendapat perlakuan tidak adil oleh pihak keamanan jaman Sutiyoso menjadi Pangdam Jaya. Apa yang terjadi kemudian? Persekusi itu kemudian merobohkan semua tatanan politik laksana menebar angin menuai badai yang berakhir dengan reformasi dan runtuhnya Orde Baru.
"Dengan pongahnya polisi membubarkan pengunjuk rasa dengan mengatakan perintah dari atasan nya. Apa perintah atasan nya lebih tinggi dari UUD 1945? Saya berada di antara pengunjuk rasa. Jika hanya ingin menyampaikan pendapat saja sudah diperkusi mau kemana sesungguh nya negara ini dibawa? kita menuju jaman kegelapan ?" Tanya Prihandoyo.
Sungguh sangat memprihatinkan perlakuan kekerasan terhadap mereka yang pro #2019 Ganti Presiden. Jaman sudah berubah penggunaan kekerasan bukan sebuah penyelesaian untuk menghentikan hak menyampaikan pendapat yang dijamin oleh UUD 1945.
Polisi rupanya lupa dijaman digitel ini setiap mereka yang memegang HP bisa merekam, menyebarkan kejadian disaat itu juga dan bisa menjadi viral seantero dunia .
Siapa menebar angin akan menuai badai apakah jaman akan berputar kembali pada kebodohan yang akan meruntuhkan kepongahan?
Mari kita tunggu apakah cara-cara yang tidak manusiawi itu akan terus atau berakhir dengan keinsyafan? **(Red-178)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar