DNM.com (Jakarta)
Konferensi Gas Indonesia Summit & Exhibition 2018 sukses mempertemukan para stakeholder di sektor gas, LNG, dan pembangkit listrik untuk mendorong peningkatan bisnis dan investasi, mulai dari sektor hulu, midstream, ke hilir.
Dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Alcandra Tahar, Gas Indonesia Summit & Exhibition 2018 yang berlangsung selama tiga hari, dihadiri oleh 4.146 peserta, 480 delegasi, 74 pembicara, dan 50 perusahaan yang berpameran, dari 32 negara. Gairah yang tampak dari penyelenggaraan konferensi dan pameran ini membangkitkan optimisme terhadap peningkatan bisnis dan investasi di sektor energi.
Indonesia selaku negara penghasil energi terbesar di Asia Tenggara bisa memainkan peranan penting dalam kemajuan industri gas. Gas alam dipercaya akan menjadi bagian penting dalam masa depan energi, di mana dunia diarahkan pada penggunaan energi rendah karbon. Oleh sebab itu, dibutuhkan akselerasi dalam hal bisnis dan investasi untuk memperluas working area dan menemukan cadangan-cadangan gas baru dalam rangka mengamankan suplai.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Arcandra Tahar mengatakan, beberapa tahun terakhir sektor gas tumbuh dengan cepat di Indonesia. Apalagi ketika pemerintah menerapkan kebijakan terobosan di bidang migas yang disebut “gross split”, yang terbukti telah banyak diminati investor. Saat ini sudah ada 24 area kerja migas yang tercipta berkat skema itu.
“Di sisi lain, pemerintah juga memberikan harga gas yang kompetitif dibandingkan negara lain. Double investment yang tak perlu, berhasil dicegah. Sehingga hanya ada satu distributor dan trader di satu kawasan. Itu semua ditujukan untuk melindungi konsumen dan juga bisnis di sektor gas alam dan LNG,” jelas Wamen Ancandra Tahar.
Tapi memang masih ada banyak masalah yang perlu diselesaikan. Di antaranya adalah bagaimana mendistribusikan gas ke pengguna akhir dan bagaimana memproduksi petrochemical dari produk gas, yang berkaitan dengan efisiensi bisnis gas dari hulu ke hilir. Semua persoalan ini berdampak pada bisnis yang tak efisien.
“Konferensi ini bisa menjembatani komunikasi antara stakeholder gas dan LNG, supaya bisnis bisa ditingkatkan. Bisnis gas adan LNG di masa depan dapat makin komprehensif, dari hulu ke hilir,” ujar Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi.
Sementara itu Mehdi Chennoufi selaku General Manager di East of Suez Shell LNG Marketing and Trading, berkata pertumbuhan energi sangat penting bagi perekonomian. “Perusahaan seperti Shell punya hak istimewa dan tanggung jawab untuk memastikan suplai dan permintaan, begitu juga harga yang tetap terjangkau baik bagi provider dan konsumen.
Pemerintah akan memainkan peranan penting dalam menjaga lingkungan dan menarik investor pada saat yang tepat, untuk memastikan bahwa permintaan terhadap energi tetap terkelola dengan baik,” jelasnya .
Adapun Robert Algie, GeoMarket Manager di Far East Asia & Australia Schlumberger, mengatakan konferensi tersebut telah memungkinkan seluruh stakeholder mengoptimalisasi gas dan LNG dari hulu ke hilir. Ini bukan usaha yang sederhana dan mudah, tapi penuh tantangan.
“Produksi harus ditingkatkan. Juga, permintaan harus diseimbangkan dengan produksi. Kita juga perlu melibatkan teknologi dan mengurangi efek dari gas rumah kaca dalam industri ini,” ujarnya.
“Kami percaya, ajang ini telah berkontribusi secara signifikan bagi pembangunan sektor energi di Indonesia. Kami telah mempertemukan para pengambil kebijakan di Indonesia dan stakeholder dengan perusahaan-perusahaan internasional untuk mempercepat proses berpikir dalam menemukan solusi bagi tantangan spesifik yang dihadapi Indonesia dalam rangka menghadirkan energi bagi masyarakatnya,” ucap Gerard Leeuwenburgh selaku Vice President, dmg events, Asia.
Melalui konferensi ini, para delegasi dan peserta telah mendapatkan insight mengenai strategi gas di Indonesia, termasuk soal bagaimana membuat industri seirama dengan berbagai kebijakan dan regulasi yang ada.
Konferensi ini juga mendiskusikan mengenai berbagai strategi untuk mengoptimalkan gas alam dari hulu ke hilir, aplikasi gas alam terbaru, dan mengenai pembiayaan serta investasi di infrastruktur gas alam di Indonesia. Pada hari terakhir, event itu didelegasikan bagi para pemimpin profesional muda di sektor energi di Indoensia melalui program Young Professional’s Day, yang dihadiri oleh banyak sekali mahasiswa dari sejumlah universitas top di Indonesia.
Para pembicara yang sudah menyampaikan pandangannya mengenai industri gas dan LNG di Indonesia, antara lain: Arcandra Tahar selaku Wakil Menteri ESDM, Amien Sunaryadi selaku Kepala SKK Migas, Jobi Triananda selaku Presiden Direktur PGN, M. Fanshurullah Asa,selaku Kepala BPH MIGAS, Robert Algie selaku GeoMarket Manager dari Far East Asia & Australia Schlumberger; Mehdi Chennoufi selaku General Manager dari East of Suez Shell LNG Marketing and Trading; Gary Selbie selaku Country President dari Premier Oil Indonesia; Roberto Lorato selaku CEO dari Medco Energi. **(Red-109)
Reporter : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar