DNM.com (Jakarta)
Pada hari Selasa pagi, 14 Agustus 2018 pukul 9.00 - 12.00 wib The Habibie Center dan Insperon Consulting Group menyelenggarakan seminar bertema "ASEAN Centrality within Indo-Pacific Framework" di Java Ballroom, Hotel The Westin Jakarta.
Seminar ini dibuka oleh Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar, M.A selaku Ketua Institut Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, The Habibie Center dan menghadirkan Dr. Siswo Pramono selaku Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri RI sebagai pembicara kunci.
Hadir pula Dr. Ridwan Djamaluddin selaku Deputi IIl Bidang Koordinasi Infrastruktur, Dr. C. Raja Mohan selaku Direktur Institute of South Asia Studies, Singapore, Endy Bayuni selaku Senior Editor, The Jakarta Post, dan Dra.. Evi Fitriani, M.A., Ph.D selaku Kepala Miriam Budiarjo Resource Center, Universitas Indonesia sebagai pembicara serta Dr. Alexander C. Chandra selaku Associate Fellow, The Habibie Center sebagai moderator.
Penyelenggaraan seminar ini bertujuan untuk:
(a) mendiskusikan implikasi perkembangan terakhir seputar 'Indo-Pasifik' hingga sentralitas dan netralitas ASEAN, perselisihan di laut Cina Selatan, dan konektivitas maritim antara Samudera Hindia dan Pasifik antara lain;
(b) membahas tanggapan yang mungkin diperoleh dari kekuatan regional untuk perkembangan terakhir seputar 'Indo-Pasifik; dan
(c) mengulas cara-cara untuk menciptakan konsep Indo-Pasifik yang lebih inklusif dan berpusat di ASEAN.
Pada KTT ASEAN di Manila pada bulan November 2017, Presiden AS berbicara tentang Indo-Pasifik dan pejabat senior dari AS, Jepang, India, dan Australia bertemu di sela-sela acara sebagai "Quadrilateral Security Dialogue".
Sejak itu, berbagai diskusi tentang bentuk Indo-Pasifik dan "Quad" yang akan ambil dan wilayah-wilayah yang akan termasuk didalamnya. Pada KTT ASEAN di Singapura bulan April 2018, Presiden Indonesia mengusulkan bahwa ASEAN memainkan peran dalam mengembangkan Kerangka Indo-Pasifik agar ASEAN tetap relevan dan
mempertahankan sentralitas.
Hal ini sejalan dengan visi Presiden yaitu membangun Indonesia menjadi titik tumpuan maritim global. Pada Dialog Shangri-la di Singapura pada Juni 2018, Perdana Menteri India lebih lanjut mengatakan bahwa ASEAN harus berada di pusat Indo-Pasific.
Sehubungan dengan hal di atas, kesempatan untuk berdiskusi secara mendalam sangat bermanfaat untuk membahas implikasi dari perkembangan ini terhadap sentralitas dan netralitas ASEAN, perselisihan di Laut Cina Selatan, dan konektivitas maritim antara Samudra Hindia dan Pasifik.
Secara khusus, seminar ini juga bertujuan untuk menjawab pertanyaan: Apakah mungkin konsep Indo-Pasifik menjadi lebih inklusif, kurang anti-Cina, dan berpusat pada ASEAN? Untuk itu, The Habibie Center dan Insperon Consulting Group dengan bangga mengundang Anda untuk menghadiri seminar "ASEAN Centrality within Indo-Pacific Framework" **(Red-84)
Reporter : Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar