DNM.com (Jakarta)
Mimpi besar bila politisi ingin jadi wakil Presiden. Meski sampai siang tadi nama Mahfud MD masih digadang-gadangkan sebagai Cawapres Jokowi, namun akhirnya semua kecele.
Menurut Hans Suta dari Ikatan Polisi Mitra Masyarakat Indonesia (IPMMI) Jokowi memutuskan bahwa KH Maruf Amin (75 tahun) yang akan mendampingi Jokowi dengan harapan mampu:
Pertama, meredam gerakan wahabi yang makin meluas saat ini. Kedua pilihan kepada Ma'ruf Amin agar tidak membuat PDIP anjlok suaranya. Bukankah selama ini PDIP dikenal sekuler dan pernah mengaku tidak kuatir ditinggal pemilih dari umat Islam? Disamping itu bila dipilih Muhaimin, Mahfud MD atau lainnya maka partai - partai lain lah yang akan membesar. Ini sangat ditakuti Megawati.
Ketiga, KH Maruf Amin diharapkan mampu menjawab tantangan bangsa Indonesia saat ini, yaitu radikalisme, politik sektarian, ekstrem kanan.
Jokowi belajar dari fenomena Perancis yang akibat maraknya terorisme. Imigran Timur Tengah di Jerman menyibukkan pemerintah setempat akibat sektarian agama. Termasuk Singapura yang cerdas
menunjuk Halimah Yacob sebagai presiden muslim pertama di Singapura adalah demi mengakomodasi umat Islam yang selama ini terkesan tertinggal di Singapura.
Keempat intinya Jokowi tengah membuktikan bahwa ia figur yang dekat dengan umat Islam dan Ulama.
Sekarang tinggal Prabowo, apakah cawapresnya dapat mengakomodasi generasi milineal (usia17-35) ? Para pendukung Prabowo pastinya akan bekerja keras memenangkan pertarungan ini. Pengaruh HRS lambat laun semakin memudar dengan banyaknya aksi belah bambu di kalangan internal koalisi dan alumni 212 yang tidak mampu menyadarkan umat akan hakekat musuh utama saat ini : Komunis Cina. **(Red-53)
Reporter : Hans Sutha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar