DNM.com (Jakarta)
Jalan Limo, Kebayoran Lama,Jakarta Selatan mendadak ramai pada Rabu(10/7) malam. Pasalnya di rumah anggota dewan dari DPRD DKI Jakarta Ir.H.Wahyu Dewanto SH MH dari Partai Hanura dipenuhi ribuan jamaah yang ingin mendengar tausiah dari Ustadz Abdul Somad.
Wahyu merupakan putra pertama dari almarhum Bp.Edi Suripman Mangun Prawiro pemilik Pusat Grosir Cililitan (PGC) yang telah wafat 10 Juli 2017. Sehingga dalam masa wafat setahun ini diperingati dengan cukup persiapan.
Sebagai sohibul bait Wahyu menjelaskan pesan dan nasihat almarhum Edi yang mendidik anak-anaknya dengan ketekunan dan kasih sayang. Ia pun minta doa restu kepada hadirin yang datang agar rencana kepergian dirinya ke Tanah Suci Makkah pada Agustus 2018 lancar.
"Saya pun mohon doa restu bila dipercaya untuk tahun depan bersedia menjadi anggota anggota Dewan periode 5 tahunan kedua kali. Insya Allah saya akan perjuangkan aspirasi bapak dan ibu sekalian. Adapun saya rencana di DKI Jakarta 8 (Jakarta Selatan B) yang meliputi Tebet, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, Pancoran, dan Jagakarsa." Demikian disampaikan Wahyu sebelum acara puncak mendengar tausyiah dari UAS.
Ustad Abdul Somad seperti biasa mampu menampilkan ritme penampilannya yang penuh improvisasi di manapun ia punya kesempatan. Kali ini ia membahas bahwa tidak semata putus amalan seseorang hanya karena ia wafat.
Buktinya ia jabarkan dengan berbagai dalil adanya pertemuan silaturahmi kali ini yang memang diadakan oleh putra dari bapak Edi Suripman, namun bagaimana dengan kiriman doa Al-Fatihah kepada dirinya? Tentu Allah akan terima.
Sebab pepohonan yang bertasbih pun pada Allah maka akan diterima Nya apalagi yang dilakukan oleh manusia. Sehingga sungguh orang sombong dan merugi andai ada orang yang enggan memohon doa pada Allah.
Ada 5 tema yang UAS bahas terkait makna silaturahim dari Haul wafatnya Edi. Pertama, pertemuan malam ini menyambung silaturahmi dengan Habib Ali, Kapolres Jaksel yang pernah jadi muazin 7juta jamaah pada 212 tahun 2016. Ketemu ustad Solmed, para habaib dan ulama , Fadel Muhammad. Intinya silatuh maknanya menempel dan rahim ,kantong rahim. Menyambung peri kehidupan sebagai mahluk sosial.
Kedua, acara haul ini sebagai tazkiratul maut. Yaitu mengingat wafat. Ketiga, mengirim doa untuk yang sudah meninggal. Keempat, momentum membicarakan kebaikan almarhumm. Tidak pantas orang yang sudah wafat dibicarakan keburukannya.
Kelima adalah untuk membuat Fokus berbuat baik sesuai tugas dan jabatannya masing-masing.Acara yang dimulai sesudah Sholat Isya dan dilanjutkan dengan acara tahlilan serta dilanjutkan oleh UAS dengan penceramah tunggal dinilai berhasil untuk memberi makna dari Silaturrahim. UAS menyampaikan tausyiah nya lebih kurang selama 90 menit. Nonstop. **(Red-40)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar