DNM.com (Jakarta)
Kepulauan maluku menjadi penyebab masuknya penjajah asing karena rempah-rempah. Kejayaan dari masa silam membuat Portugis,Inggris,dan Belanda menguasai daerah rempah rempah ini demi kepentingan kolonialisasi.
Sejumlah kajian mengatakan konflik sosial dan anarkisme keagamaan pada 1999 - 2002 merupakan embrio ketidakadilan dan marjinalisasi suatu kelompok tertentu selama bertahun-tahun.
"Dimulai dari konflik anak muda pekerja sektor informal, kemudian berkembang pada konflik yang bernuansa keagamaan. Kedua, ada pula kemajuan pendatang dari Buton Bugis Makassar(BBM) yang memicu kecemburuan pribumi setempat," ungkap Wakil Presiden Jusuf Kalla pada sesi kedua sebagai Keynote speech dalam Sarasehan Nasional bertema. Merawat Perdamaian Belajar Dari. Resolusi Konflik Dan Damai di Maluku & Maluku Utara Untuk Indonesia Yang Bersatu, Berdaulat, Adil Dan Makmur,Selasa (10/7) pagi di Jakarta.
Bagi Jusuf Kalla mengendaikan konflik di Maluku adalah dengan membuat perdamaian di suatu tempat yang tidak terpublikasi dengan dunia luar, yaitu Malino, Sulawesi Selatan.
"Awalnya kedua belah pihak tidak mau berdamai. Tapi mereka setuju dengan point pertama,yaitu menghentikan konflik. Akhirnya, saya tegaskan siapapun pihak yang tidak ingin konflik selesai berakhir agar segera ditangkap.
Saya setuju dengan pernyataan Sekjen Wantannas Letjen. TNI Doni Monardo sebagai penanggung jawab Sarasehan Nasional ini tadi yang mengatakan bahwa menciptakan perdamaian adalah sulit dan lebih sulit lagi merawatnya. Karena bisa konflik terulang kembali."Tegas Jusuf Kalla.
Hadir sekitar 600 orang tamu undangan yang berasal dari TNI,Polri, Ulama,pemuka agama lain,masyarakat asal Maluku dan Maluku Utara, LSM dan Ormas, pengurus Advokat Bangsa Indonesia dan lainnya. **(Red-32)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar