DNM.com (Jakarta)
Organisasi Advokat Bangsa Indonesia (ABI) dibentuk dan dilahirkan pada tanggal 31 Mei 2018 dengan waktu yang relatif singkat sejak dirancang pada 5 Mei 2018 yang lalu.
Organisasi Profesi Advokat Bangsa Indonesia (ABI) yang baru terbentuk Pada Sabtu (2/6) sore mengadakan buka puasa bersama di RM. Simpang Raya, Jalan Daan Mogot, Tanjung Duren Utara, Grogol petamburan, Jakarta Barat. Dalam Kesempatan itu Hadir sekitar 80 persen dari pengurus yang tercantum namanya di Surat Keputusan yang ditanda-tangani Rudy Silfa SH selaku Ketua Umum dan Ahmad Safii SH selaku Sekretaris Jenderal.
Dalam sambutan acara bukber kali ini Ketua Dewan Kehormatan DR. Firman Wijaya SH MH menyampaikan pesan bahwa organisasi ini haruslah menjaga persatuan dengan belajar dari kegagalan organisasi besar yang akhirnya dipenuhi konflik internal.
Dirinya awalnya bertanya-tanya mengapa bermunculan organisasi Advokat laksana jamur di musim hujan. Namun setelah dijelaskan oleh Rudy selaku Ketua Umum saat diminta menjadi Ketua Dewan Kehormatan maka alasan pendirian ABI pun bisa ia maklumi. Ia miris melihat bagaimana perhimpunan profesi advokat tidak sekompak perhimpunan pada profesi lainnya.
Selanjutnya, Ketua Umum ABI Rudy Silfa SH berjanji ABI nantinya lebih berorientasi menguatkan organisasi atau badan bukan membesarkan person to person seperti yang sering kita temui selama ini di lapangan.
"Saya sebagai ketua umum cukup 1 periode saja setelah meletakkan dasar kuat organisasi. Gagasan ABI lahir untuk membantu penegakan hukum di negeri ini yang dirasakan semakin sulit mencari keadilan". Ungkap Rudy.
Harapan saya kita di sini kompak laksana bersaudara. Senang dan susah kita rasakan bersama. Acara bukber kali ini sekaligus menyerahkan Surat Keputusan (SK) untuk para pengurus. Nomor telepon saya 24 jam terbuka untuk berkomunikasi dengan Anda sekalian." Tegas Rudy.
Sementara itu, Wakil Sekjen ABI Suta Widhya SH berharap ke depan ABI bisa berkiprah lebih produktif. Bahkan bila mungkin mengejar prestasi organisasi sejenis yang lebih senior.
Menurut Suta pula, saat ini sudah ada 8 Koordinator Wilayah meliputi DKI Jakarta, Jawa, Banten dan Yogyakarta, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara, Bali, NTB, dan NTT, Papua dan Papua Barat. **(HSW/Red-06)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar