DNM.com (Medan)
Ratusan Mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Sumatera Utara,
(25/4). Aksi tersebut meminta agar Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw dan Wakapolda Sumut dicopot dari jabatannya.
Tuntutan itu menyusul tudingan Kapolda dan Wakapolda Sumut yang diduga melakukan intervensi kepada para kepala daerah untuk mendukung salah satu pasangan calon gubernur yang bertarung Juni mendatang.
Para Mahasiswa yang berunjuk rasa mengatasnamakan Presidium Dewan Mahasiswa Sumatera Utara. Mereka merupakan gabungan dari presidium mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Medan.
Presidium Dewan Mahasiswa Sumatera Utara ini juga menyatakan bahwa mereka mendapat informasi tentang intervensi dari petinggi Polda Sumut kepada kepala daerah untuk pemenangan salah satu pasangan calon.
Kordinator Aksi Abdul Razak Nasution mengatakan "Kami punya dasar untuk mengatakan ini. Kami mempunyai rekaman audio terhadap kasus ini. Tidak bisa saya bicarakan secara detail, mungkin meminta dan gerakan intervensi serta intimidasi (melalui) komunikasi, yakni meminta dukungan wajib kepada salah satu paslon gubernur Sumut. Lebih dari dua kepala daerah yang diintervensi," kata Abdul Razak
Lebih Lanjut Razak mengaku berani bertanggungjawab atas tuntutan yang mereka layangkan. Bahkan kasus itu akan mereka buka saat RDP di DPRD.
"Saya berani bertanggungjawab terhadap tuntutan yang kami layangkan," tegas Razak.
Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Nasdem M.Nezar Djoeli yang menjumpai para mahasiswa yang berunjuk rasa mengatakan sepakat untuk melaksanakan rapat dengar pendapat dalam waktu dekat. **(Red-90)
"Saya berani bertanggungjawab terhadap tuntutan yang kami layangkan," tegas Razak.
Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Nasdem M.Nezar Djoeli yang menjumpai para mahasiswa yang berunjuk rasa mengatakan sepakat untuk melaksanakan rapat dengar pendapat dalam waktu dekat. **(Red-90)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar