Ikhwaluddin Simatupang Sumber Foto : Facebook |
DNM.com (Medan)
Ikhwaluddin Simatupang terpilih menjadi Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum UMSU (IKA FH-UMSU) periode 2018-2022 pada Musyawarah Besar Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum UMSU (MUBES IKA FH-UMSU) yang dilaksanakan pada 21 April 2018 di Hotel Soechi Internasional Medan.
Ikhwal unggul dengan perolehan suara 113 mengalahkan calon lain 86 suara, serta 30 orang tidak menggunakan suaranya. Pelaksanakan musyawarah yang begitu alot, karena menyisahkan dua calon dari 4 orang yang mendaftar. Tetapi dengan alasan keterbatasan waktu dan kemapanan usia, dua calon lain menyatakan mengundurkan diri.
Sebelum dilakukan proses pemilihan, Pimpinan sidang memberikan kesempatan kepada dua calon tersisa untuk melakukan mufakat, tetapi belum berhasil, hingga akhirnya Pemilihan dilanjutkan dengan menentukan ketua umum lewat pemungutan suara.
Ikhwaluddin Simatupang dikenal sebagai mantan Direktur LBH Medan dan kuasa hukum JR Saragih melakukan upaya hukum melawan KPU Sumut dalam Pilkada Sumut.
Menurut Sekretaris Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) Padian Adi Siregar mengungkapkan Terpilihnya Ikhwaluddin Simatupang yang sudah berpengalaman dalam kerja advokasi HAM dan menduduki jabatan publik dianggap layak memimpin IKA FH-UMSU selama 4 tahun ke depan, karena memberikan kontribusi positif bagi alumni yang akan siap bersaing dengan alumni fakultas hukum lain di Sumatera Utara bahkan di Indonesia. ungkap Padian Adi.
Lebih lanjut Padian mengutarakan Peran alumni sangat besar dalam menentukan kualitas dan kepercayaan masyarakat memilih tempat perkuliahan. Bagaimanapun keberhasilan alumni memberikan citra positif di masyarakat. Ikatan alumni diharapkan menjadi wadah memberdayakan potensi para alumni.
Sinergitas Ikatan alumni dan almamater juga menjadi hal penting untuk dibangun untuk menghasilkan kualitas mahasiswa yang mampu bersaing sejajar dengan universitas terbaik di Indonesia.
"Apabila alumni menjadi tidak memiliki kepedulian terhadap almamater atau sebaliknya, almamater tidak memiliki arti apa-apa di mata masyarakat" pungkas Padian mengakhiri. **(EPR/Red-93)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar