Padian Adi S Siregar (Sekretaris LAPK Sumut) |
Medan (DNM)
Pelanggan Air PDAM Tirtanadi mengeluhkan kualitas air yang kotor dan mati berhari-hari akibat kebocoran pipa yang pecah, PDAM Tirtanadi harus memperbaiki dan mencarikan solusi agar berfungsi normal seperti biasa, karena kebocoran pipa yang terjadi sangat merugikan pelanggan, Hal ini disampaikan Oleh Sekretaris Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Sumatera Utara, Padian Adi S Siregar dalam siaran Persnya yang diterima Redaksi "DNM".
Padian menambahkan "Saluran pipa yang pecah harusnya diperbaiki sesegera mungkin, bukan malah menjadi alasan berkeluh kesah kepada pelanggan untuk menutupi kegagalan PDAM Tirtanadi memenuhi standar pelayanan selama ini, ujarnya.
Idealnya dengan kondisi pipa distribusi yang sudah tua dan kropos warisan peninggalan Belanda, secara bertahap harus diganti sehingga PDAM Tirtanadi tidak berkutat menunggu pipa yang ada kapan pecah.
Selain itu, PDAM Tirtanadi harus menyediakan cadangan pipa yang dapat digunakan sewaktu-waktu jika terjadi kebocoran dan pecah pipa, tanpa harus menunggu pemesanan kepada produsen. Ungkapnya.
Pelanggan tidak boleh dibiarkan menerima alasan PDAM Tirtanadi untuk bersabar dengan kualitas pelayanan yang tidak maksimal sepanjang menunggu pesanan pipa pengganti yang pecah datang. Tentu PDAM harus mencarikan solusi agar distribusi air kepada pelanggan tetap berjalan.
Sesungguhnya PDAM Tirtanadi sedang membuka borok sendiri ketika beralasan pipa yang pecah harus menunggu ditempah, karena penyertaan modal yang selama ini diberikan Pemprovsu kemana bocornya karena kualitas infrastruktur pipa saluran air bukan malah membaik malah secara bergiliran mengalami kebocoran dan pecah.
Penyelesaian yang dilakukan PDAM Tirtanadi untuk menyelesaikan keluhan pelanggan tidak profesional, karena PDAM Tirtanadi tidak punya alternatif untuk mengatasi masalah yang tiba-tiba terjadi seperti pipa yang pecah atau bocor. Pungkasnya. **(EPR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar