Menikmati Pesona Danau Toba Merupakan Vulkanis Terbesar di Dunia
Samosir,DNM
Berkisar 20 Km jarak panatapan hallo ke Tomok yang sering dikunjungi para wisatawan dengan mempergunakan motor(roda dua) dan mobil pribadi untuk menikmati keindahan Danau Toba dari pemandangan Hallo dimana Pulau Samosir yang dikelilingi Danau Toba.Jika kita mau menikmati keindahan Danau Toba harus mengelilingi ringroad Pulau Samosir yang panjangnya 135 km.Jika kalian liburan ke Danau Toba, Sumatera Utara, pastilah sering mendengar istilah ‘panatapan’. Sesuai namaya, panatapan adalah tempat yang dibuat khusus untuk memandang pesona danau vulkanis terbesar di dunia tersebut.
Di Pulau Samosir, yang terletak di tengah Danau Toba, tentu banyak sekali panatapan. Salah satu yang unik adalah ‘Panatapan Hallo’ yang terletak di Huta Ginjang, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.Panatapan ini berjarak sekira 20 menit perjalanan menggunakan sepeda motor dari Pelabuhan Tomok. Untuk menuju kesana, kalian tinggal menyusuri rute Tomok-Palipi, yang sebentar lagi akan menjadi ring road atau jalan yang mengitari Pulau Samosir.‘Panatapan Hallo’ terbilang sederhana. Hanya ada satu warung untuk melayani pengunjung di sana.
Namun pemandangan alam yang disajikannya tak kalah istimewa sebagai penyegar mata.Berada di Panatapan Hallo, batakgaul.com memilih menikmati kopi hitam panas, melepas penat dengan pemandangan panorama hamparan Danau Toba, Bukit Barisan yang hijau dan Hutan Pinus.Tentu juga perkampungan warga yang terlihat jauh di bawah sana dengan arsitektur rumah adat Batak tampak yang dominan.
Lalu, bagaimana panatapan ini dibuat?Konon, di panatapan ini dulunya adalah lahan yang curam. Namun sejak pelebaran jalan pada tahun 1990-an, Jawatir Situmorang yang kini sudah berusia 80-an tahun, meminta tanah bekas galian pelebaran jalan tersebut untuk menimbun tepi jalan curam itu untuk dijadikan pertapakan rumah.Sejak itu, Jawatir bersama keluarganya mendirikan rumah permanen di tempat ini. Sebelumnya keluarga Jawatir tinggal di salah satu perkampungan yang kalau dilihat dari panatapan, jauh di bawah sana.Sejak pindah ke tempat ini, Jawatir lalu mendirikan warung kopi sederhana. Tak lupa juga terdapat 2 pondok sebagai tempat bersantai untuk menikmati kopi panas ala Samosir, dengan suguhan alam indah ditemani angin sepoi-sepoi yang begitu sejuk.Lokasi penatapan ini sering kali dijadikan sebagai tempat persinggahan oleh para wisatawan baik lokal maupun manca negara yang berkunjung ke Samosir.
Jika beruntung, pengunjung yang singgah saat pagi atau sore juga akan disuguhi pancaran sunset yang indah.Lalu, kenapa bisa dinamakan ‘Panatapan Hallo’?Hinna boru Malau (80), istri dari Jawatir bercerita, Pulau Samosir sudah dikunjungi turis mancanegara sejak tahun 1980-an. Saat itu, warga lokal masih sangat janggal dengan kehadiran para orang asing tersebut.
Bahkan, jika para turis datang ke Huta Ginjang, warga sekitar sering kali sengaja keluar dari rumah hanya untuk melihat mereka.Karena, masih sangat minim warga lokal yang mampu berbahasa Inggris, satu-satunya kata yang digunakan untuk komunikasi antara turis asing dan lokal itu adalah ‘hallo’.“Jadi waktu itu hanya kata itu yang kita tahu. Jadi asal jumpa cuma itu yang dibilang ‘hallo’,” ujar Hinna mempraktikkan.
Kala itu, warga akhirnya menyebut semua turis mancanegara yang datang itu dengan nama ‘Hallo’.“Jadi waktu itu belum tau kita bule, yang kita tau mereka itu Si Hallo,” ujar Hinna. ( MS-red/bg )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar